Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Singapura mengecualikan vaksin Sinovac dari daftar vaksinasi nasional. Dengan demikian, individu yang mendapatkan vaksin itu tidak akan terhitung dalam realisasi data vaksinasi di Negeri Singa.
Dilansir Bloomberg, Rabu (7/7/2021), Otoritas Singapura hanya menghitung orang-orang yang telah menerima suntikan vaksin Moderna dan Pfizer dalam data nasional.
Pengecualian vaksin Sinovac dari daftar imunisasi nasional itu ditujukan agar klinik di negara tersebut menghindarkan pemberian banyak vaksin kepada individu yang sama, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Singapura.
Berdasarkan data terbaru Kementerian Kesehatan negeri jiran itu, hampir 2,2 juta orang telah menyelesaikan proses vaksinasi dan setidaknya 3,6 juta telah menerima satu dosis suntikan Moderna atau Pfizer.
"Sekitar 17.000 orang telah menerima vaksin Sinovac," kata juru bicara itu.
Singapura mulai mengizinkan beberapa klinik swasta untuk menggunakan vaksin Sinovac pada 18 Juni 2021, meskipun vaksin tersebut belum disetujui oleh regulator.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan melaporkan dua laporan efek samping yang tidak serius pada 29 Juni. Hal itu disampaikan kemarin, Selasa (6/7/2021) dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan parlemen Singapura.
Sementara itu, bukti berkembang bahwa vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna lebih efektif dalam mencegah penyakit serius dan kematian. Dua vaksin itu juga disebut dapat menekan angka penularan.
Suntikan non-mRNA seperti Sinovac mampu mencegah penyakit akut atau kematian, tetapi mungkin kurang mampu menghentikan penyebaran virus Covid-19.
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan beberapa orang yang memiliki reaksi alergi terhadap suntikan mRNA pertamanya dapat memilih Sinovac melalui apa yang disebut Rute Akses Khusus.