Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Lockdown Selangor, Pasokan Sarung Tangan Global Terancam

Asosiasi Produsen Sarung Tangan (MARGAM) Malaysia menyebutkan 58 persen dari sarung tangan plastik di Malaysia diproduksi di Selangor sehingga dapat menyebabkan gangguan pasokan alat pelindung diri, khususnya sarung tangan. 
Aktivitas produksi sarungan tangan di pabrik  Top Glove Corp, Setia Alam, Malaysia. Fotografer: Samsul Said / Bloomberg
Aktivitas produksi sarungan tangan di pabrik Top Glove Corp, Setia Alam, Malaysia. Fotografer: Samsul Said / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Para produsen sarung tangan karet di Malaysia meminta pemerintah untuk mengizinkan pabrik-pabrik sarung tangan karet di Selangor dapat beroperasi selama periode lockdown.  

Asosiasi Produsen Sarung Tangan (MARGAM) Malaysia menyebutkan 58 persen dari sarung tangan plastik di Malaysia diproduksi di Selangor, sehingga dapat menyebabkan gangguan pasokan alat pelindung diri, khususnya sarung tangan. 

Presiden MARGAM Supramaniam Shanmugam menyebutkan pihaknya telah mengatur jadwal untuk melakukan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan terkait permintaan pelonggaran izin produksi. 

Shanmugam menyebutkan pasar global telah meminta untuk mengirimkan pasokan sarung tangan untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri. 

“Pelanggan global dari pabrikan kami telah menelepon dengan perhatian besar pada kekurangan produksi dan pengiriman sarung tangan kepada mereka,” kata Shanmugam, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (5/7/2021). 

Shanmugam menjelaskan, menumpuknya permintaan global terhadap sarung tangan dipengaruhi oleh aturan lockdown di Selangor. Hal tersebut memengaruhi waktu tunggu pengiriman sehingga dapat menghambat pengiriman pasokan. 

"Perintah kontrol pergerakan yang ditingkatkan akan semakin menghambat situasi pasokan," ucapnya.

Anggota MARGMA, lanjut Shanmugam, secara kolektif memproduksi dan mengekspor sarung tangan ke 195 negara, memasok 67 persen konsumsi global. Permintaan global untuk sarung tangan medis tahun 2021 diperkirakan akan tetap pada 420 miliar lembar dan melonjak 15 persen sampai 20 persen pada 2022. 

Sebelumnya pada Sabtu (3/7/2021), pemerintah Malaysia telah memberlakukan aturan pengetatan kegiatan di Selangor lantaran wilayah itu merupakan negara bagian yang menyumbang setengah dari kasus Covid-19 pada hari tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper