Bisnis.com, JAKARTA - Anak-anak muda di Inggris melewati pandemi Covid-19 dengan kesehatan mental yang memburuk dan khawatir tentang masa depan keuangan mereka.
Riset Institute for Fiscal Studies (IFS) dan Resolution Foundation menunjukkan adanya tantangan besar yang dihadapi jutaan orang di akhir usia belasan dan awal 20-an ketika negara itu kembali normal setelah lebih dari satu tahun dikekang untuk memerangi pandemi.
Pembatasan tersebut berdampak lebih besar kepada kaum muda daripada kelompok usia lainnya. Dengan berakhirnya program dukungan pemerintah, mereka sekarang berada dalam bahaya kerusakan permanen pada prospek masa depan jika pembuat kebijakan tidak menjadikan mereka prioritas utama untuk kembali bekerja.
"Tanpa dukungan yang efektif, ada risiko bahwa kaum muda hari ini akan menanggung bekas luka resesi selama bertahun-tahun yang akan datang," kata Xiaowei Xu, ekonom riset senior di IFS, dilansir Bloomberg, Senin (5/7/2021).
Studi IFS menemukan bahwa anak berusia 19 hingga 24 tahun sangat rentan terhadap pengurangan subsidi upah cuti, yang telah menyelamatkan sebagian besar pekerjaan yang terkena dampak selama pandemi. Kaum muda, banyak dari mereka terpaksa pindah kembali ke rumah keluarga, menjadi lebih pesimistis terhadap masa depan keuangan mereka daripada kelompok usia lainnya.
Resolution Foundation mengatakan bahwa satu dari empat orang berusia 18 hingga 24 tahun takut bahwa kesehatan mental yang buruk akan memengaruhi kemampuan mereka untuk mencari pekerjaan di masa depan.
Baca Juga
Menurut survei yang menggunakan datra YouGov terbaru, hampir 30 persen dari respondedn yang terpaksa melakukan cuti, mengalami pengurangan gaji atau pengangguran mengatakan mengalami efek mental yang merugikan.
“Ketika seseorang berjuang dengan kesehatan mentalnya, membuat langkah pertama yang penting ke pasar kerja terbukti tidak mungkin, terutama di pasar kerja yang menantang seperti yang dihadapi kaum muda,” kata manajer kebijakan dan keterlibatan di Health Foundation Martina Kane.