Bisnis.com, JAKARTA - Berita kepergian Diah Pramana Rachmawati Soekarno atau yang dikenal dengan Rachmawati Soekarno pada hari ini tidak saja merupakan kehilangan bagi dunia politik. Kepergiannya Rachmawati ke alam baka juga menjadi berita duka bagi dunia pendidikan dan persepakbolaan nasional.
Bagaimana tidak. Tokoh nasional yang memilih jalan berbeda dalam pengabdianya kepada bangsa dari sang kakak, Pesiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, itu memang memiliki dimensi pengabdian yang tidak kalah hebatnya.
Selama ini wanita kelahiran Jakarta, 27 September 1950 itu tidak pernah lepas memberikan perhatian pada dunia pendidikan. Padahal, dia tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang dikomandoi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Rachma juga pernah mendirikan Partai Pelopor sebagai jalan yang dia pilih untuk memperjuangkan gagasan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, termasuk di bidang pendidikan.
Dunia Pendidikan
Pengabdian Rachma di bidang pendidikan terlihat dari perjuangannya sejak lama untuk mendirikan Yayasan Pendidikan Bung Karno. Tidak banyak yang tahu kalau anak ketiga dari pasangan Soekarno dan Fatmawati ini sebenarnya sudah lebih dulu jadi pejuang pendidikan.
Dia mendirikan Yayasan Pendidikan Soekarno pada 27 September 1981. Perjuangan 40 tahun lalu itu tentunya tidak mudah karena suasana politik di era Orde Baru ketika itu tidak menguntungkan trah Soekarno.
"Yayasan ini dinamakan sesuai dengan nama Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Yayasan ini adalah bentuk pengabdian beliau di dunia pendidikan dengan langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kerangka Nation and Character Building, yaitu pembangunan karakter dan jiwa bangsa yang dicetuskan oleh Bung Karno," demikian keterangan tertulis pada situs web milik perguruan tinggi tersebut.
Agaknya kepeloporan Rachmawati dalam memperjuangkan kemajuan pendidikan sebagaimana dicita-citakan Soekarno itulah yang membuat almarhumah pantas mendapat sejumlah penghargaan.
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar yang banyak bergerak di bidang pendidikan pun turut merasa kehilangan sosok yang dikenal ulet tersebut.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengakui Rachma merupakan sosok yang tidak hanya aktif di dunia politik, tapi juga sangat perhatian pada sektor pendidikan.
Haedar mengatakan Rachma telah mendirikan Yayasan Pendidikan Soekarno dengan berbagai jenjang lembaga pendidikan.
"Semoga perjuangannya dapat dilanjutkan putra-putrinya serta generasi muda bangsa Indonesia," ujar Haedar dalam keterangnnya saat menyampaikan ungkapan belasungkawa atas kepergian politisi yang sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tersebut, Sabtu (3/7/2021).
Gerindra
Kehilangan atas sosok Rachmawati juga disampaikan politisi Senayan yang tidak lain adalah Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco mengaku sangat kehilangan sosok politisi yang dia anggap sebagai sosok ibu sekaligus panutan di internal partai.
“Bahkan Bu Rachma telah menjadi tempat berkeluh kesah terutama bagi kader-kader perempuan Partai Gerindra,” ujar Dasco.
Tidak hanya Haedar Nasir dan Dasco yang berduka, duka yang dalam juga sangat dirasakan oleh Persatuan Sepak Bola Jayapura (Persipura). Maklum, Rachma tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina Tim Mutiara Hitam Persipura Jayapura. Itulah bentuk perhatian Rachma yang besar pada dunia olah raga yang paling populer tersebut.
Rachma pernah mengaku teringat pesan Bung Karno yang disampaikan saat meresmikan Panitia Pembangunan Irian Barat, pada 24 September 1962. Pembangunan Irian Barat, ujar Rachma menirukan Bung Karno, hanya dapat dilakukan dengan mengakumulasi segala upaya dan tenaga, baik moral maupun materil.
Irian Barat kini dikenal sebagai Papua dan Papua Barat yang telah banyak menghasilkan pemain sepak bola nasional.
Mama Papua
Jauh sebelum ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Persipura, Rachmawati pernah mendapat gelar 'Mama Papua' dari tokoh Papua di Jakarta sebagai bentuk kecintaan warga setempat.
"[Semoga] kehadiran saya juga dapat lebih memberikan semangat dan energi baru kepada Persipura untuk dapat menjadi klub sepak bola yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Papua," ujar Rachma.
Kini Sang ‘Mama Papua’ telah pergi untuk selamanya. Para pemain Papua dan warga Indonesia lainnya yang mengenal sosok Rachmawati tentu tidak akan melupakannya.