Bisnis.com, JAKARTA - Jelang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, Korea Utara mencoba memanaskan suasana lewat pernyataannya yang menyebut bahwa Jepang menggunakan ajang tersebut untuk memuluskan kepentingan politiknya.
Melansir KBS World pada Kamis (1/7/2021), situs propaganda Korea Utara, Uriminozokkirri mengunggah sebuah artikel yang mengkritik politisasi Olimpiade Tokyo oleh Jepang lewat beberapa hal, termasuk penggunaan bendera matahari terbit di dalam stadion, pencantuman Pulau Dokdo dalam peta api olimpiade, dan penempatan penari berdarah Korea Selatan, Sohn Kee-chung, dalam daftar pemenang medali emas Jepang.
Artikel dengan judul "Olimpiade Tokyo dan Ambisi Politik Jepang" itu juga mengkritik Jepang sebagai negara kriminal Nazi ala Asia yang ingin menggunakan Olmpiade untuk mewujudkan ambisi politiknya.
Disebutkan pula bahwa Olimpiade Tokyo telah kehilangan prinsip dasarnya, serta Jepang telah membelokkan sejarah perampasan wilayah dan penyerangan berdarahnya.
Media itu menekankan bahwa Jepang memaksa penyelenggaraan Olimpiade Tokyo di tengah krisis kesehatan global untuk menghidupkan kembali militerisme Jepang dengan merasionalisasi kepemilikan Pulau Dokdo dan pembenaran sejarah imperialisme yang terkandung dalam bendera matahari terbit.
Uriminzokkiri menuliskan bahwa Orang Yunani di masa lalu menghentikan perang antara kota-kota di Yunani selama Olimpiade berlangsung. Namun, Jepang menunjukkan diri sebagai negara pelaku perang dengan menyalahgunakan Olimpiade.
Baca Juga
Sebelumnya, Korea Utara telah mengumumkan ketidakhadiran timnya dalam Olimpiade Tokyo demi melindungi para atlet dari Covid-19.