Bisnis.com, JAKARTA - Epidemilog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai upaya lockdown sebagai satu-satunya jalan menekan laju kasus Covid-19, termasuk korban meninggal.
Dia menilai langkah lockdown atau istilah apapun lainnya yang digunakan pemerintah Indonesia sangat penting. Dia mengkhawatirkan bila pemerintah abai, kasus kematian bakal meningkat tajam pada akhir Juli hingga September.
Menurutnya, pemerintah perlu terbuka untuk menyampaikan kondisi kepada masyarakat, termasuk apabila terkendala pendanaan. Dia meyakini masyarakat bersedia membantu.
"Kalau tidak dalam periode ini tidak kita ambil keputusan untuk lockdown tapi 3T dan vaksinasi tentu harus jalan, kita akan banyak kematian di akhir Juli sampai Agustus. Awal September masih bisa [terjadi lonjakan kasus meninggal]," katanya dihubungi Bisnis, Selasa (29/6/2021).
Adapun kabar yang beredar, pemerintah berencana memberlakukan PPKM darurat. Akan tetapi, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah terkait rencana itu. Presiden Joko Widodo juga belum memberi respon.
Bisnis berusaha menghubungi salah satu sumber di Istana. Namun, hingga berita ini dimuat, belum ada konfirmasi terkait rencana itu.
Baca Juga
Sementara itu, Dicky menilai Indonesia menghadapi masalah cukup pelik pada kenaikan kasus kali ini. Kondisi itu tergambar dari angka kasus yang tidak terkendali, serta kolapsnya layanan kesehatan.
Dari situasi ini, pemerintah perlu mengambil sikap serius termasuk memberlakukan pengatatan pergerakan masyarakat berskala lebih luas seperti lockdown.
"Kalau kita ingin mencegah kematian yang banyak akibat infeksi yang tidak terkendali di masyarakat dan kolapsnya layanan kesehatan, akan berdampak banyak lebih besar, ya harus lockdown," tuturnya.