Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CT Value Swab PCR Tinggi, Apakah Kondisi Covid-19 Parah?

Semakin tinggi CT value, maka semakin rendah jumlah RNA virus yang didapat saat swab. Sebaliknya, semakin rendah CT value, maka semakin tinggi RNA virus yang didapat ketika swab.
Petugas medis di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, tengah melayani pemeriksaan tes swab PCR./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif
Petugas medis di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, tengah melayani pemeriksaan tes swab PCR./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif

Bisnis.com, JAKARTA – Terinfeksi Virus Corona pastinya bukan hal yang diharapkan. Barangkali setiap orang tidak ingin sel-sel tubuhnya ‘disusupi’ virus yang awalnya dari Kota Wuhan, China.

Faktanya, kasus Covid-19 di Indonesia terus melonjak, dan ragam varian Virus Corona hasil mutasi sudah ada di negeri ini.

Varian baru tersebut antara lain B117, B1351, dan B1617.

Jubir vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, bahwa di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus  Covid-19.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah mobilitas pergerakan masyarakat, adanya varian baru Covid-19 yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B. 1617.

“Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern atau VoC yang diwaspadai itu ada tiga jenis yaitu B.117, B.1351, dan varian B1617. Varian B.117 ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” katanya pada konferensi pers secara virtual, Selasa (4/5/2021).

Varian B.117 saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan oleh orang dari berbagai negara.

WHO mencatat berbagai peningkatan kasus sampai 49 persen varian B.117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara.

CT Value

Umumnya, saat mengalami gejala Covid-19 seperti demam, badan pegal-pegal, sakit kepala, penciuman hilang, maka seseorang melakukan pemeriksaan swab antigen atau swab polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui apakah terinfeksi Virus Corona atau tidak.

Pada hasil swab antigen, seseorang akan mendapatkan hasil: positif atau tidak Virus Corona SARS-CoV-2, sedangkan pada hasil swab PCR, selain positif fan negatif, juga ada hasil CT value.

Apakah itu CT value?

Secara sederhana, CT value adalah banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab pasien Covid-19.

Adapun, metode pemeriksaan yang dilakukan adalah real-time RT-PCR, membutuhkan sampel swab cairan dari hidung serta tenggorok.

Seperti diketahui, virus penyebab Covid-19 merupakan virus RNA, sehingga dalam mendeteksi virus ini perlu didahului proses perubahan atau konversi dari RNA menjadi DNA.

Setelah itu, akan dilakukan amplifikasi atau perbanyakan target materi genetik menggunakan mesin real-time PCR.

Dikutip dari halodoc.com, mesin ini menggunakan fluoresensi, sehingga setiap terjadi amplifikasi, akan terbentuk sinyal fluoresensi yang ditangkap oleh detektor sepanjang proses PCR berlangsung.

Mengutip penjelasan dokter Adam Prabata di akun Instagram @adamprabata, Selasa (29/6/2021), cycle threshold value (CT value) adalah angka siklus suhu di mana materi genetik terdeteksi karena seinyal fluoresensi telah melewati batas (threshold).

CT value, ujarnya, menunjukkan perkiraan jumlah materi genetik (RNA) virus yang didapatkan pada swab.

Semakin tinggi CT value, maka semakin rendah jumlah RNA virus yang didapat saat swab. Sebaliknya, semakin rendah CT value, maka semakin tinggi RNA virus yang didapat ketika swab.

Bila CT value melebihi angka tertentu (cut off 35-40, tergantung alat), maka hasil PCR dianggap negatif.

Apakah CT value melambangkan jumah pasti Virus Corona di dalam tubuh?

Menurut kandiddat doktor di Osaka University tersebut, bahwa CT value hanya melambangkan perkiraan jumlah virus saat swab.

“Angka CT value tidak bisa digunakan untuk mengetahui jumlah virus secara pasti yang saat ini berada di dalam tubuh pasien Covid-19,” ujarnya.

Adam juga menjelaskan, bahwa CT value tidak bisa menunjukkan seseorang masih menularkan Covid-19, pasalnya untuk mengetahui seseorang masih menularkan atau tidak menularkan virus, harus melalui kultur virus.

Dengan demikian, maka PCR tidak bisa membedakan virus infeksius atau tidak.

Apakah CT value bisa menentukan keparahan Covid-19?

Menurut Adam, CT value pada pasien Covid-19 tanpa gejala, gejala ringan hingga berat tidak berbeda.

Oleh karena itu, maka CT value tidak bisa menentukan parah atau tidaknya kondisi, serta kematian pasien Covid-19.

“Angka CT value diduga lebih dipengaruhi oleh waktu swab dilakukan terhitung sejak infeksi/gejala muncul,” tambahnya.

Jadi, jangan mengambil keputusan sendiri berdasarkan angka CT value.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper