Bisnis.com, JAKARTA - Senyawa ganja ditemukan di urine musisi AN yang tersandung kasus narkoba. Hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Markas Polres Metro Jakarta Barat, Senin (14/6/2021).
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ronaldo Maradona Siregar menyebutkan jenis senyawa ganja dimaksud.
"Hasil pemeriksaan musisi EAP alias ANJ sudah dinyatakan sehat dan bebas dari Covid-19 oleh pihak dokter dan hasil urine yang bersangkutan positif mengandung THC," ujar Ronaldo dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Ronaldo meminta kepada awak media bersabar karena saat ini petugas masih melakukan penyidikan dan dalam waktu dekat ada rilis untuk membeberkan fakta-fakta lebih lengkapnya.
Musisi EAP alias AN keluar dari ruangan Unit 1 Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat dengan dijaga ketat anggota Satuan Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat.
Ia berjalan menuju klinik Urkes Polres Metro Jakarta Barat untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Saat itu, tersangka EAP mengaku berada dalam kondisi baik. Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkap tersangka EAP alias AN di sebuah studio musik miliknya di daerah Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (11/6/2021).
Penangkapan tersebut dipimpin Kepala Unit 1 Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKP Harry Gasgari. Dalam penangkapan tersebut, turut ditemukan barang bukti berupa ganja dari tangan tersangka.
Tetrahydrocannabinol
Dikutip dari Wikipedia disebutkan bahwa zat psikoaktif dari tanaman ganja digunakan terutama untuk tujuan medis dan rekreasi. Tetrahydrocannabinol atau THC adalah komponen psikoaktif utama ganja. THC merupakan salah satu dari 483 senyawa yang diketahui dalam tanaman, termasuk setidaknya 65 cannabinoid lainnya, termasuk cannabidiol (CBD ).
Ganja memiliki berbagai efek mental dan fisik , yang meliputi euforia , keadaan pikiran dan waktu yang berubah , kesulitan berkonsentrasi, gangguan memori jangka pendek dan gerakan tubuh, relaksasi, [25] dan peningkatan nafsu makan.
Pada penggunaan dosis tinggi, ganja dapat menyebabkan efek mental seperti kecemasan , delusi (termasuki dereferensi ), halusinasi , panik, paranoia , dan psikosis .
Disebutkan juga adanya hubungan yang kuat antara penggunaan ganja dan risiko psikosis, meskipun arah kausalitasnya masih diperdebatkan.
Efek fisik penggunaan ganja termasuk peningkatan denyut jantung, kesulitan bernapas, mual, dan masalah perilaku pada anak-anak yang ibunya menggunakan ganja selama kehamilan.
Efek samping jangka pendek mungkin juga termasuk mulut kering dan mata merah. Efek samping jangka panjang mungkin termasuk kecanduan, penurunan kemampuan mental pada mereka yang mulai menggunakan secara teratur sebagai remaja, batuk kronis , dan kerentanan terhadap infeksi pernapasan .