Bisnis.com, JAKARTA — Menonton acara televisi favorit Anda selama satu jam sama dengan merebus ketel selama enam menit atau memasukkan empat kantong popcorn ke dalam microwave.
Menurut sebuah studi yang didukung industri dari kelompok iklim Carbon Trust, temuan ini menggembirakan bagi para peneliti dan kabar baik penonton layanan streaming seperti Netflix Inc. Studi itu menunjukkan, menonton video dari Netflix meninggalkan jejak karbon lebih kecil daripada beberapa perkiraan di masa lalu. Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkapkan cara-cara di mana perusahaan hiburan dapat mengurangi emisi yang dihasilkan produk mereka.
Seperti kebanyakan industri, bisnis film dan televisi sedang berupaya menekan produksi karbondioksida, berharap dapat membantu mengurangi dampak terburuk dari perubahan iklim. Sementara streaming acara memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan daripada, produksi film baru, perusahaan mencari cara apa pun yang mereka bisa untuk meningkatkan keberlanjutan.
“Ada banyak informasi yang salah dan kesalahpahaman tentang dampak karbon dari streaming video,” kata Andie Stephens, penulis utama buku putih dan direktur asosiasi di Carbon Trust, mengutip Bloomberg, Sabtu (12/6/2021).
Penelitian menemukan satu jam streaming memancarkan setara dengan sekitar 55 gram karbon dioksida ke atmosfer, berdasarkan pengguna di Eropa. Sekitar setengah emisi berasal dari perangkat yang digunakan sendiri, dengan teknologi yang lebih besar dan lebih tua yang paling merusak lingkungan. Emisi yang tersisa berasal dari router web rumah dan jaringan distribusi, dengan volume kecil berasal dari pusat data, hub terpusat tempat informasi internet diproses dan disimpan.
"Oleh karena itu, kami ingin menempatkan ini dalam perspektif, dan membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang dampak streaming video,” ujarnya.
Para peneliti juga memeriksa apakah menonton konten dengan resolusi gambar tinggi memiliki dampak yang lebih besar pada emisi daripada definisi standar.
Selanjutnya, keberlanjutan bisnis telah meningkat. Sementara permintaan untuk streaming melonjak, terutama selama pandemi, jumlah energi yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut telah turun karena peralatan menjadi lebih efisien dan popularitas energi hijau meningkat.
Sebuah kelompok bernama Dimpact, yang terdiri atas perusahaan media dan peneliti dari Universitas Bristol Inggris, telah mencoba untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang betapa buruknya streaming bagi lingkungan. Pada Maret lalu, para peneliti Bristol membuat kalkulator karbon. Dengan menggunakan alat ini, Netflix mengatakan pada sekitar satu jam streaming memancarkan kurang dari 100 gram setara CO2, mirip dengan temuan terbaru.
Secara terpisah, Netflix berencana untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca pada akhir 2022, target yang berarti akan mengimbangi semua emisi yang tidak dapat dihilangkan pada saat itu. Sekitar 50 persen emisi Netflix berasal dari produksi fisik konten baru, dan 45 persen berasal dari operasi perusahaan.
Perusahaan tidak memasukkan penggunaan web pelanggannya dalam perhitungan jejak karbonnya, meskipun Stewart mengatakan mereka dapat mendorong mitra untuk membuat perangkat yang lebih bersih dan pelanggan untuk beralih energi hijau.