Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Telepon Kapolri soal Pungli di Koja, 24 Orang Diamankan Polres Jakut

Presiden Jokowi bertemu sejumlah sopir kontainer untuk mendengar langsung keluhan yang mereka alami, terutama soal pungli.
Dokumentasi - Puluhan pengemudi angkutan barang menggelar demonstrasi di Kawasan Koja, Jakarta, Jumat (27/5). Mereka menuntut penghapusan pungutan liar (pungli) yang kerap mereka alami di pelabuhan./Antara
Dokumentasi - Puluhan pengemudi angkutan barang menggelar demonstrasi di Kawasan Koja, Jakarta, Jumat (27/5). Mereka menuntut penghapusan pungutan liar (pungli) yang kerap mereka alami di pelabuhan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara  memeriksa secara intensif 24 orang yang diduga terkait kasus pungutan liar (pungli).

Pemeriksaan tersebut terjadi tak lama setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ditelepon Presiden Joko Widodo saat menerima aduan dari sopir kontainer di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021).

"Ya, sudah kami amankan ada 12 (orang) tambah 12, berarti ada 24 lagi kami periksa secara intensif dari dua lokasi. Satunya di depo PT Greeting Fortune Container (GFC), satunya lagi di depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta," kata Kepala Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Utara (Jakut) Komisaris Besar Polisi Guruh Arif Darmawan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (10/6/2021) malam.

Menurut Guruh, personelnya masih dalam tahap memeriksa dan belum menetapkan tersangka dari kasus kriminal jalanan itu.

"Belum, masih kami periksa mereka. Kami dalami," kata Guruh.

Kapolres memastikan akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat guna mencegah pungli terjadi lagi di wilayah Jakarta Utara.

"Kami akan menindak tegas. Ini kan memberatkan para pengemudi," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu sejumlah sopir kontainer untuk mendengar langsung keluhan yang mereka alami, terutama soal pungli.

Sopir bernama Agung Kurniawan (38) warga asal Ngawi mengadukan kepada Presiden tentang maraknya pungli menimpa di depo pelabuhan.

Depo adalah tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai "shipping line".

Hal itu dikonfirmasi pula oleh rekan Agung bernama Abdul Hakim. Dia mengatakan, kemacetan menambah leluasa pergerakan para preman tersebut dalam menjalankan aksinya memalak sopir kontainer.

Mendengar keluhan itu, Presiden langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar masalah itu segera dituntaskan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper