Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa PBNU tidak punya agenda politik praktis apa pun.
Hal itu disampaikannya sebagai tanggapan atas beredarnya poster digital di media sosial bertajuk Konvensi Capres NU 2024 dimana salah satu tokohnya adalah KH Said Aqil Siroj.
“Itu jelas hoaks itu. Saya nggak tertarik sama itu [Konvensi Capres NU 2024]. Kasih komentar juga nggak tertarik saya,” tegas Said dikutip dari pernyataan resmi, Kamis (3/6/2021).
Menurutnya, Nahdliyin harus benar-benar memahami jati diri NU yang sebenarnya yaitu tidak boleh ada agenda politik praktis.
Namun, sambungnya, sekalipun tidak memiliki agenda politik praktis, tetapi Nahdliyin diimbau agar memahami politik agar tidak mudah terhasut dan termakan oleh agenda-agenda politik yang ada di luar, termasuk hoaks.
“Kita harus paham politik. Nanti kalau tidak mengerti, bisa dimakan oleh politik. Ketua Umum PBNU harus mengerti politik walaupun tidak boleh berpolitik. Itu artinya kita harus sadar khittah Nahdliyah pertama didirikan oleh Mbah Hasyim 1926,” ujarnya.
Baca Juga
Meski begitu, kata Said, bukan berarti Nahdliyin dilarang untuk berpolitik, tapi secara organisasi, NU harus menjaga jarak dengan partai politik dan berbagai aktivitas yang dilakukannya agar jangan dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis, “kata Kiai Said kepada NU Online di lantai 3 Gedung PBNU, hari ini.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Andi Najmi Fuaidi menegaskan, bahwa posisi NU adalah sebagai jamiyah diniyah ijtimaiyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan).
NU masih teguh memegang khittah, bukan lembaga politik, tidak pula berpolitik praktis.
“NU ini organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial. Bukan lembaga politik. Demikian kalau kita mau mengacu pada putusan Muktamar terakhir yang tidak diubah. Itu ada di dalam anggaran dasarnya. Secara organisasi, NU tidak berpolitik praktis,” tegas Andi, Rabu (2/6/2021).