Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

‘Menag’ Trending Topic Twitter, Warganet Bahas Luhut dan Yenny Wahid

Banyak warganet menilai pembatalan keberangkatan jemaah Haji tahun ini disebabkan oleh kegagalan delegasi Indonesia, yaitu Menko Marves Luhut Pandjaitan, dan Zannuba Ariffah dalam melakukan diplomasi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Agama memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji pada tahun ini.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, bahwa pembatalan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, salah satunya dari sisi kesehatan, keselamatan, dan keamanan jemaah haji yaitu terkait pandemi Covid-19 dan Pemerintah Arab Saudi yang memang belum membuka akses layanan Ibadah Haji pada tahun ini kepada Indonesia.

Kata kunci ‘Menag’ di jagat Twitter masuk menjadi salah satu topik terpopuler. Hingga pukul 15.30 WIB, Kamis (3/6/2021) lebih dari 8.700 cuitan menggunakan kata kunci tersebut.

Banyak warganet menilai pembatalan keberangkatan jemaah Haji tahun ini disebabkan oleh kegagalan delegasi Indonesia, yaitu Menko Marves Luhut Pandjaitan, dan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau biasa disapa Yenny Wahid dalam melakukan diplomasi dengan pemerintah Arab melalui duta besarnya.

“Seharusnya ini tugas Menag kenapa kok Pak Luhut dan Yenny Wahid yg lobi,” cuit akun Twitter @PutraWadapi, Kamis (3/6/2021).

“Makanya pelajari dengan baik apa tugas Menag. Jangan radikal radikul melulu. Menag itu mengurusi keperluan umat. Umat mau naik haji diurusin dengan baik. Umat mau adakan kajian Islam difasilitasi dengan baik. Bkn malah sibuknya ngurusin yg unfaedah????” Cuit akun @Nisa_hans24.

“Yg lobi koq bukan Menag??? Emang Menag ngapai aja???” Cuit @PresidenKopi.

Selain terkait pembatalan penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 Hijriah, kata kunci ‘Menag’ juga terus mengudara terkait program sertifikasi terhadap penceramah.

Sejumlah warganet mengaku mendukung program tersebut sebagai upaya melawan radikalisme, tetapi tidak sedikit pula yang mengkritisinya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper