Bisnis.com, JAKARTA - Setelah digunakan di banyak negara termasuk Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyetujui penggunaan Vaksin Sinovac asal China untuk penggunaan darurat.
Ini adalah vaksin China kedua yang mendapatkan persetujuan dari WHO setelah Sinopharm.
Dengan persetujuan itu, maka vaksin tersebut sudah bisa digunakan dalam program Covax WHO yang bertujuan untuk memastikan akses yang adil untuk memdapatkan vaksin.
Persetujuan untuk penggunaan darurat juga berarti vaksin itu "memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran dan pembuatan", menurut WHO seperti dikutip BBC.com, Rabu (2/6/2021).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Sinovac mampu mencegah penyakit simtomatik pada lebih dari setengah dari mereka yang divaksinasi.
Selain itu, vaksin tersebut mampu mencegah gejala parah dan rawat inap pada 100 persen dari mereka yang diteliti, tambahnya.
Baca Juga
"Dunia sangat membutuhkan banyak vaksin Covid-19 untuk mengatasi kesenjangan akses yang sangat besar di seluruh dunia," kata Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses ke produk kesehatan.
Pihaknya akan mendesak produsen untuk berpartisipasi dalam fasilitas Covax, berbagi pengetahuan dan data mereka dan berkontribusi untuk mengendalikan pandemi.
Selain di China, vaksin tersebut sudah diberikan di negara-negara termasuk Chili, Brasil, Indonesia, Meksiko, Thailand, dan Turki.
Sinovac menyatakan telah memasok lebih dari 600 juta dosis di dalam dan luar negeri pada akhir Mei. Lebih dari 430 juta dosis telah disuntikkan.
Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar dengan suhu 2-8 derajat Celcius.
Hal ini berarti Sinovac jauh lebih tepat untuk negara berkembang yang mungkin tidak dapat menyimpan vaksin dalam jumlah besar pada suhu rendah.