Bisnis.com, JAKARTA -- Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid dan Presiden Partai Keadilan Rakyat Datuk Seri Anwar Ibrahim menghadiri acara halal bi halal virtual bersama di Kuala Lumpur, Minggu malam.
Presiden Partai Keadilan Rakyat dan pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan dirinya merasa bertuah mendapatkan pemaparan Yenny Wahid dan Helmy Faishal Zaini.
"Selain Covid-19 dengan adanya serangan kekerasan Israel ke Palestina menggambarkan hal yang mengecewakan karena nampak kekuatan umat begitu tragis, tetapi ini masih berbeda dengan kesadaran umat yang masih bertahan dan golongan elit," katanya dilansir dari Antara, Senin (31/5/3021).
Anwar mengatakan hal itu mengingatkan ucapan Gus Dur bahwa golongan elit tidak selalu mendukung aspirasi rakyat.
"Elit pandangannya terhadap kemiskinan dan kesenjangan terlalu eksklusuif. Pemikiran kita menghadapi normal baru masih menggunakan pemikiran yang jumud dan lama tidak menggunakan pemikiran baru," katanya.
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Anwar Ibrahim yang menyempatkan ziarah ke makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng.
"Ini halal bi halal istimewa karena kedekatan dua negara. Semoga jadi perekat diantara dua negara. Halal bihalal adalah tradisi masyarakat muslim sudah sejak dulu," katanya.
Sedangkan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan dirinya sempat mendampingi Ketua Umum KH Said Agil Siraj saat Datuk Seri Anwar Ibrahim memberikan dukungan ke kantor PBNU di Jakarta.
"Idul Fitri artinnya kembali ke fitrah kita sebagai manusia yang suci yaitu manusia yang berangkat dari angka nol kembali, manusia yang tidak berdosa, karena kita harapkan sebulan penuh berpuasa, kita melaksanakan zakat, kita taqarub kepada Allah SWT. Semoga ibadah kita selama Ramadhan menghapus segala kekhilafan kita," katanya.
Alumni Universitas Darul Ulum Jombang ini mengungkapkan tiga tantangan yang dihadapi umat saat ini yakni derasnya arus radikalisme dan terorisme, pandemik Covid-19 dan era transformasi digital.
"Ideologi trans nasionalisme sudah masuk ke Indonesia yang ingin mengganti Pancasila dengan khilafah, pusat perbelanjaan Giant baru tutup dan ada 7.000 karyawan terkena PHK. Semoga ada solusi agar mereka tidak menganggur. Era transformasi digital telah menggeser dari 'physical space' ke 'cyber space'. Ekonomi sudah ke digital, menurut teman saya perbankan 90 persen sudah melalui online bank," katanya.
Helmy mengajak dalam menghadapi tiga isu besar ini agar semua merapatkan barisan.