Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Work From Bali, Kemenko Marves: Kami Belajar dari Teror Bom Bali

Work from Bali merupakan aktivitas workcation atau “bekerja dari Bali” yang mengakomodir pekerja milenial agar tetap bisa mengendalikan pekerjaan dari jarak jauh dengan suasana liburan.
Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Sabtu (30/1/2021)./Antara-Naufal Fikri Yusuf
Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Sabtu (30/1/2021)./Antara-Naufal Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyebut, bahwa rencana program WorkfFrom Bali yang mereka canangkan bukan tanpa kajian.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves Odo R.M Manuhutu, pemerintah menjadikan peristiwa terorisme bom bali belasan tahun lalu sebagai pelajaran.

"Kita belajar dari 15-20 tahun lalu ketika ada terorisme di Bali yang menimbulkan dampak pukulan ekonomi. Saat itu, pemerintah mengadakan banyak konferensi internasional dan dampaknya cukup besar bagi perekonomian Bali. Nah, Work from Bali ini arahnya menuju ke sana," tutur Odo dalam konferensi pers virtual, Minggu (22/5/2021).

Work from Bali merupakan aktivitas workcation atau “bekerja dari Bali” yang mengakomodir pekerja milenial agar tetap bisa mengendalikan pekerjaan dari jarak jauh dengan suasana liburan. Program ini pertama kali diwacanakan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu (19/5/2021), dan ditargetkan menyasar kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai prioritas.

Dari program tersebut, diharapkan perekonomian Bali bisa kembali bergairah setelah mengalami kontraksi parah akibat pandemi Covid-19 sepanjang 2020.

"Kenapa diarahkannya ke PNS dulu, karena saat ini yang punya power paling kuat memang negara. Mengenai mekanisme dan berapa banyak nanti akan dikoordinasikan dengan kementerian lain," sambung Odo.

Bali memang jadi salah satu pulau yang terdampak parah pandemi Covid-19 lantaran pendapatan daerah ini  banyak bergantung pada sektor pariwisata. Penutupan akses untuk wisatawan asing dan pembatasan sosial membuat omzet industri hotel, kuliner, hingga transportasi di Pulau Dewata disebut-sebut terpukul parah.

Gubernur Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Bali Trisno Nugroho mengatakan, bahwa sepanjang 2020 perekonomian Bali mengalami kontraksi 9,31 persen. 

"Bali mungkin juga merupakan satu-satunya daerah yang dari kuartal I hingga IV tahun lalu kinerjanya minus. Daerah lain sudah mulai positif padahal. Di kuartal I tahun ini pun kami lihat kondisinya masih minus," tutur Trisno dalam kesempatan yang sama.

Untuk itu, Trisno mewakili BI menyatakan dukungannya kepada pemerintah dan Kemenko Marves untuk menggencarkan Work Ffom Bali.

Dia juga segendang sepenarian dengan pandangan Odo terkait menjadikan peristiwa teror bom di Bali pada 2002 dan 2005 sebagai pelajaran.

"Saat itu, kalau kita lihat pada 2002 dan 2005 sebenarnya perekonomian Bali masih tumbuh sekitar 5,04 persen dan 5,56 persen. Tahun 2020 minus 9,31 persen. Ini artinya apa? Artinya memang butuh upaya yang lebih ekstra dibanding langkah antisipasi saat kejadian Teror Bom Bali I dan II," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper