Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara mengalami tren kenaikan kasus positif Covid-19 termasuk Taiwan dan Singapura. Padahal, kasus konfirmasi di kedua negara itu sebelumnya sempat landai dan disebut-sebut sukses mengendalikan penularan Covid-19.
Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban mengatakan faktor utama yang menyebabkan lonjakan kasus positif di kedua negara tersebut ialah karena longgarnya penerapan protokol kesehatan.
"Saya ingat bagaimana Taiwan dan Singapura dimuat di berbagai media dengan kisah sukses penanganan Covid-19. Mereka bahkan hampir nol kasus saat awal tahun ini. Tapi, keduanya sama-sama alami peningkatan kasus secara mendadak saat ini. Kenapa? Jawabannya adalah longgar," kata Zubairi dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (20/5/2021).
Lebih lanjut, Zubairi mengatakan penyebab kembali terjadinya lonjakan kasus di Singapura dan Taiwan sebenarnya sudah diulas di sejumlah media. Taiwan, misalnya dianggap berpuas diri dengan tren penurunan kasus Covid-19.
"Para dokter dan rumah sakitnya menjadi tidak waspada dan pelacakan kontak jauh berkurang. Yang juga disorot adalah persyaratan karantina untuk pilot yang belum divaksinasi--dari 14 hari jadi cuma tiga hari," ujarnya.
Tak lama kemudian, muncul klaster Covid-19 di Taiwan yang terhubung dengan sejumlah pilot China Airlines dan menyebar dengan cepat ke tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya.
"Sama halnya di Singapura. Virus corona menyebar di food court bandara—yang sekarang sudah ditutup," ujarnya.
Sore.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 20, 2021
Saya ingat bagaimana Taiwan dan Singapura dimuat di berbagai media dengan kisah sukses penanganan Covid-19. Mereka bahkan hampir nol kasus saat awal tahun ini. Tapi, keduanya sama-sama alami peningkatan kasus secara mendadak saat ini. Kenapa? Jawabannya adalah longgar.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Singapura pada pekan lalu memberlakukan pembatasan seperti penguncian selama sebulan hingga 13 Juni di tengah meningkatnya infeksi virus yang tidak dapat dilacak.
Jumlah kasus baru terbesar terkait dengan klaster di Bandara Changi, yang mendorong penutupan dua terminal dan kompleks perbelanjaan Jewel selama dua minggu.
Taiwan juga menaikkan tingkat kewaspadaan Covid-19 dan memberlakukan pembatasan selama dua pekan yang akan menutup banyak tempat dan membatasi pertemuan.
Melansir Channelnewsasia.com, Sabtu (15/5/2021), kebijakan pembatasan dilakukan pemerintah Taiwan setelah ditemukan 180 kasus infeksi baru Covid-19.
Pemerintah Taiwan mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan untuk pertama kalinya. Pemerintah juga mewajibkan warganya bekerja dan belajar dari rumah, menutup bioskop, dan tempat hiburan.
Sementara itu, Walikota Taipei telah memerintahkan penutupan bar, klub malam, dan tempat serupa.
Dilansir dari Worldometers, total kasus positif Covid-19 di Singapura per Jumat 21 Mei 2021 mencapai 61.730 kasus dan 32 kasus kematian.
Adapun, total kasus positif Covid-19 di Tawian mencapai 2.825 kasus dan 15 kasus kematian.