Bisnis.com, JAKARTA - Israel terus melancarkan serangkaian serangan udara lainnya di Jalur Gaza beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan terhadap wilayah kantong Palestina itu akan berlanjut.
Serangan itu menyebabkan jumlah korban tewas terus bertambah. Hingga kini sedikitnya 212 orang meninggal dunia.
Di antara jumlah korban tersebut 61 orang di antaranya merupakan anak-anak dan jumlah itu diperkirakan terus bertambah sejak kekerasan terakhir dimulai seminggu lalu. Selain itu, sekitar 1.500 warga Palestina mengalami luka-luka.
Ledakan mengguncang Kota Gaza dari utara ke selatan dalam pemboman yang lebih berat, lebih luas dan berlangsung lebih lama dari serangan udara pada Minggu (16/5). Saat itu serangan Israel menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Sebelumnya, Hamas, kelompok yang memimpin wilayah Palestina, menembakkan roket ke kota Ashkelon dan Beersheba di Israel. Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak-anak.
Sementara itu, sikap Presiden AS Joe Biden yang memperlambat dukungan gencatan senjata mendapat kritikan dari Anggota DPR AS, Ilhan Omar seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (18/5).
Dia mengatakan sikap Biden yang tidak tegas telah menyebabkan pembantaian anak-anak semamin banyak. Pesan keras dari anggota parlemen itu disampaikan lewat akun Twitter setelah Biden menyatakan mendukung gencatan senjata, akan tetapi juga mendukung serangan Israel.
Setidaknya 61 anak telah tewas sejak Israel memulai pembomannya pada 10 Mei, menyusul serangan roket dari Jalur Gaza. Dua anak-anak Israel juga tewas.
Namun, Biden menyambut baik upaya untuk mengatasi kekerasan antar komunitas untuk membawa ketenangan ke Yerusalem dan mendorong Israel melakukan segala upaya untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah.