Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medsos Munculkan Hoax dan Berita Palsu, Ini Vaksin Penawarnya

Berita palsu ada di semua negara ditunjang adanya kemajuan teknologi, diperlukan keterampilan untuk melawan berita palsu tersebut.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Selain memberi dampak yang menguntungkan, kemajuan teknologi juga melahirkan dampak yang tidak diinginkan.

Kemajuan teknologi informasi misalnya telah mendorong muncul hoax (kabar bohong) juga berita palsu.

Menyikap hal ini, Profesor Jurnalisme dari Universitas George Washington Janet E.Steele menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat tentang berita palsu.

"Kita saat ini sangat rentan terhadap berita palsu. Berita palsu itu ada di semua negara ditunjang adanya kemajuan teknologi," ujar Janet E.Steele dalam diskusi virtual memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, Selasa (4/5/2021).

Medsos Munculkan Hoax dan Berita Palsu, Ini Vaksin Penawarnya

Tangkapan layar paparan Profesor Jurnalisme dari Universitas George Washington Janet E.Steele dalam diskusi virtual memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, Selasa (4/5/2021)./Antara-Azis Kurmala
Janet Steele mengatakan berita menyebar begitu cepat dan terutama di platform media sosial

"Karena ada begitu banyak informasi secara daring, kebanyakan dari kita cenderung mengandalkan media sosial untuk menentukan kredibilitas informasi dan ini sulit untuk membetulkan. Saya mengulangi apa yang teman saya katakan dan sekali informasi seperti ini menyebar sangat sulit untuk dikoreksi," kata dia.

Ia mengatakan berita palsu maupun kabar bohong (hoax) merupakan masalah besar.

"Menariknya, kita semua paham bahwa hoax maupun berita palsu adalah sesuatu yang sengaja disebarkan dan menyesatkan. Banyak orang tidak begitu memahami hal itu dan mereka hanya berpikir bahwa berita palsu maupun hoax adalah propaganda atau sesuatu yang tidak akurat tetapi kemudian diperbaiki atau sebuah cerita yang mereka tidak suka," kata dia.

Untuk mengatasi berita palsu maupun hoax, lanjut Steele, dapat menggunakan apa yang disebut sebagai truth sandwich atau "sandwich kebenaran".

Caranya, mulailah dengan kebenaran, lalu katakan kebohongan yang ada, dan kemudian kembali ke kebenaran, ujar Janet Steele.

Steele mencontohkan salah satu narasi di masa kampanye pada Pilpres AS yang baru lalu. Beberapa hari sejak calon Wakil Presiden Kamala Harris bergabung dengan Joe Biden, serangan birtherisme (teori konspirasi kewarganegaraan) dimulai.

Seorang penasihat kampanye Trump secara terbuka mempertanyakan apakah Harris memenuhi syarat untuk ikut serta dalam Pemilu?

Steele menyebutkan bahwa Harris lahir di AS dan jelas memenuhi syarat.

"Jadi itu akan dimulai dengan kebenaran yang menunjukkan kebohongan dan kemudian kembali pada kebenaran. Jadi itu adalah satu hal yang jurnalis Amerika coba lakukan dan saya pikir itu benar-benar berguna untuk teman-teman jurnalis di Indonesia, Malaysia dan Filipina," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper