Bisnis.com, JAKARTA - Jaringan Damai Papua atau JDP meminta Presiden Jokowi untuk mengkaji ulang operasi keamanan di Tanah Papua, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah.
Hal itu menjadi satu dari tiga poin yang diserukan JDP pasca-peristiwa penembakan yang menyebabkan Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua meninggal dunia, Minggu (25/4/2021) sekitar pukul 15.30 WIT di Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Juru bicara JDP Yan Cristian Warinussy meyerukan, pertama, Panglima TNI mendahulukan atau dipastikannya proses evakuasi jenazah almarhum Kabinda Papua Brigjen I Gusti Putu Danny Nugraha Karya dapat berlangsung dalam suasana aman dan terkendali hingga selesai dengan baik.
"Kedua, kami mendesak agar Panglima TNI dan Kapolri dapat memastikan untuk menata kembali segenap rencana operasi militer di Tanah Papua pada umumnya dan khususnya di wilayah Kabupaten Puncak dengan menempatkan keselamatan dan keamanan warga masyarakat sipil di atas segalanya," ujarnya pula dalam keterangan resmi, Minggu malam.
Dia mengatakan seruan ketiga JDP, kiranya Presiden Joko Widodo segera memanggil Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan pengkajian ulang atau review atas segenap Operasi Keamanan di Tanah Papua, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah termasuk Kabupaten Puncak dan Kabupaten Intan Jaya serta Kabupaten Nduga.
Pengkajian ulang itu diharapkan dapat dilakukan dengan titik tekan pada pemulihan situasi kemanusiaan dari warga sipil pada umumnya serta para pengungsi Nduga.
Baca Juga
"JDP senantiasa teguh dan konsisten mendorong agar Presiden Joko Widodo bersama negara dalam konteks aparat keamanan TNI dan Polri memberi ruang bagi terlayaninya rakyat sipil dan para pengungsi di daerah konflik bersenjata di kawasan Pegunungan Tengah Papua.
Yan pun mengucapkan belasungkawa atas berpulannya Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya.
"Sesuai informasi yang kami terima dari relawan JDP di Papua, almarhum diduga telah wafat seketika akibat tembakan yang dikabarkan berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata [KKB]," kata dia.