Bisnis.com, JAKARTA - Asean diminta menyusun peta jalan dalam melakukan pemilihan umum yang jujur dan adil di Myanmar setelah semua pemimpin Asean satu suara dalam mewujudkan perdamaian di negara yang kini dikuasai junta milter tersebut.
Pakar hubungan internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah menilai perbaikan situasi di Myanmar dapat terwujud sepanjang semua pihak mampu mengedepankan kenegarawanan dan melihat Myanmar dari perspektif masa depan, tanpa berambisi kekuasaan.
"Untuk itu, perlu dirancang sebuah peta jalan yang disepakati bersama. Landasannya adalah keikhlasan mempersiapkan sebuah pemilihan umum yang jujur, adil, bebas, rahasia, serentak, dan disaksikan oleh perwakilan internasional yang kredibel," katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (25/4/2021).
Di samping itu, Asean hendaknya menunjuk seorang tokoh yang memiliki reputasi Internasional dan berhubungan baik dengan Myanmar.
Seperti diketahui, 10 pemimpin Asean, diketuai oleh Brunei Darussalam baru saja melangsungkang Asean Leaders Meeting pada Sabtu (24/4/2021) di Sekretariat Asean, Jakarta. Salah satu butir konsensus tersebut di antaranya adalah mengutus perwakilan khusus yang bertugas memfasilitasi mediasi proses dialog antara stakeholder terkait di Myanmar.
"Perihal pertemuan dengan seluruh pihak di Myanmar, hendaknya mengikuti seluruh aturan dan prosedur yang dikeluarkan oleh pemerintah Myanmar. Sehingga tidak terkesan mencampuri proses demokrasi yang sedang berlangsung di Myanmar," terang Reza.
Baca Juga
Dilansir dari Bloomberg, Pemerintah Persatuan Nasional pro-demokrasi Myanmar, pemerintahan bayangan yang dibentuk awal bulan ini oleh sekutu Suu Kyi, menyebut pernyataan Asean sebagai berita yang menggembirakan.
“Kami menanti aksi nyata dari Asean sebagai tindak lanjut keputusan dan untuk mengembalikan demokrasi dan kebebasan rakyat kami dan kawasan," kata juru bicara Sasa.
Panglima militer Min Aung Hlaing juga telah sepakat dalam dialog dalam pertemuan Asean pada Sabtu yang ditekan untuk menghentikan pertumpahan darah.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pentingnya pemimpin militer Myanmar untuk memberikan komitmen untuk menahan diri tanpa melakukan kekerasan. Menurut Presiden, tahanan politik di Myanmar harus segera dibebaskan dan utusan khusus Asean harus bisa mendorong dialog dengan semua pihak di Myanmar.