Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapuspen TNI: Belum Ada Data Pasti Lokasi Hilangnya KRI Nanggala-402 

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad menegaskan pihaknya hingga saat ini masih melakukan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.
Dokumentasi -  Penampakan KRI Nanggala 402/Antara
Dokumentasi - Penampakan KRI Nanggala 402/Antara

Bisnis.com, DENPASAR - Penemuan tumpahan minyak di beberapa lokasi di sekitar perairan Bali maupun deteksi gerakan di bawah air belum bisa menjadi data lokasi KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang pada Rabu (21/4/2021).

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan temuan minyak solar tersebut terlihat secara visual oleh Heli Panter HS 4211 di posisi 07 derajat 49 menit 74 detik lintang selatan, 114 derajat 50 menit 78 detik bujur timur radius 150 meter. Selain itu, secara visual, Kal Bawean juga menemukan adanya tumpahan minyak tetapi lokasinya tidak dilaporkan.

Selanjutnya, KRI R.E. Martadinata (REM) 331 melaporkan menemukan di posisi 07 derajat 51 menit 92 detik lintang selatan, 114 derajat 51 menit 77 detik bujur timur. Area penemuan sama dengan Heli Panter HS 4211 seluas kurang lebih 150 meter.

Dari temuan tersebut, ada juga laporan secara lisan dari KRI REM bahwa telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Namun, kontak tersebut kemudian hilang sehingga dinilai masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak yang dimaksud sebagai kapal selam.

"Jadi saya tegaskan kembali berbagai berita yang disampaikan sudah ditemukan 21 jam, itu belum bisa digunakan sebagai dasar. Saya ulangi lagi, berita temuan dan laporan dari KRI REM tidak bisa diigunakan sebagai letak atau lokasi KRI Nanggala, sampai saat ini masih dilakukan pencarian," katanya, Kamis (22/4/2021).

Adapun hilangnya KRI Naggala-402 diketahui ketika terjadi hilang kontak kurang lebih 60 mil di utara perairan Bali pada Rabu (22/4/2021).

Kronologisnya, pada pukul 03.46 WIB KRI Naggala-402 melakukan penyelaman dan pukul 04.00 melaksanakan pelatihan peluncur torpedo nomor 8 yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 atau saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.

"Di situlah komunikasi dengan KRI Naggala terputus, dan pihak TNI Angkatan Laut khususnya sudah mengerahkan berbagai KRI untuk membantu pencariran dan memastikan keadaan sebenarnya KRI Naggala 402," jelasnya.

Sekedar informasi, KRI Nanggala-402 dibangun pada 1977 di HDW Jerman dan masuk bagian jajaran TNI AL pada 1981. Dalam pelaayran yang dilakukan, kondisi material maupun personel dalam posisi siap.

Jumlah personel dalam KRI Nanggala-402 saat melakukan penyelaman ada sebanyak 53 orang, terdiri dari 49 ABK, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal. Komandan KRI Nanggala 402 saat ini dijabat Letkol laut (P) Heri Octavian yang sudah menjabat selama satu tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper