Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Dapatkan Vaksin Kian Ketat, Menkes Ungkap Dampaknya ke Indonesia

Sejumlah negara produsen vaksin berupaya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka masing-masing.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan persangan di dunia internasional untuk memperoleh vaksin Covid-19 semakin ketat.

Budi mengatakan hal itu disebabkan sejumlah negara produsen vaksin berupaya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka masing-masing.

Teranyar, India sebagai negara pemasok hampir 60 persen distribusi vaksin secara global mengarahkan perhatiannya untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Alasannya, di negara itu, terjadi tren peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19.

“Vaksin ini rebutan di seluruh dunia makin lama makin keras rebutannya, terakhir ini karena ada lonjakan kasus di India, dia ingin memastikan vaksin yang diproduksi dalam negeri diprioritaskan di India dulu,” kata Budi dalam diskusi daring bersama PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Minggu (18/4/2021).

Selain itu, sejumlah negara penghasil vaksin lainnya seperti Amerika dan Inggris juga melakukan hal serupa lantaran adanya peningkatan kasus di negara masing-masing.

“Jadi yang ekspor vaksin hanya India, China dan Rusia. India merasa kenapa saya tidak boleh untuk menahan agar produksinya di India dulu,” tuturnya.

Langkah India itu lantas diikuti dengan aksi pembalasan dari sejumlah negara yang menyediakan bahan baku pembuatan vaksin. Belakangan sejumlah negara itu menahan ekspor bahan baku vaksin ke India.

Menkes juga membeberkan dampaknya ke Indonesia. Dia mengakui pelaksanaan vaksinasi sedikit tertunda akibat embargo yang dilakukan sejumlah negara penghasil vaksin.

“Jadi agak complicated, syukur Indonesia supply vaksinnya ada empat macam, meski agak tertunda dari segi vaksinasinya kita bisa memperoleh setiap bulannya dalam order 4 hingga 15 juta dosis,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper