Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Kasus Covid-19 India Jadi Alarm bagi RI, Ahli: Jangan Apatis

Apalagi, Guru Besar UI Profesor Zubairi Djoerban mengatakan bahwa  sebenarnya kasus positif Covid-19 di Jakarta sudah meningkat cukup signifikan dalam 2 pekan terakhir.
Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021)./Antara-Reuters
Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban menilai lonjakan penyebaran virus Corona atu Covid-19 di India harusnya menjadi peringatan bagi Indonesia.

Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi, Sabtu (17/4/2021) 11.58 WIB. Dia mengingatkan masyarakat agar tidak apatis terhadap upaya penanganan Covid-19. Dia menegaskan protokol kesehatan tetap wajib ditegakkan.

Apalagi, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) itu mengatakan bahwa sebenarnya kasus positif Covid-19 di Jakarta sudah meningkat cukup signifikan dalam dua pekan terakhir.

"Lonjakan di India ini harus menjadi peringatan bagi kita. Jangan apatis terhadap Covid-19," tulisnya di Twitter.

Ahli ilmu penyakit dalam itu menilai situasi di India saat ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, jelas dia, ada lebih dari 200.000 kasus Covid-19 harian dalam 10 hari terakhir.

"Rumah sakit di sana terus kehabisan tempat tidur, oksigen dan ventilator. Angka kematian juga meningkat," tulisnya.

Dia mengatakan bahwa ada lonjakan besar dalam gelombang kedua Covid-19 di India. Para ahli, kata Zubairi, menyatakan bahwa negara ini telah menjadi hotspot virus Corona yang baru. Kota-kota di India pun, jelasnya, kembali memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown.

Dampaknya, kata Zubairi, para pekerja bergaji rendah mudik ke kampung halaman. Desak-desakan di stasiun kereta dan terminal bus, jelas dia, tidak terhindarkan dan mempercepat penyebaran virus.

Sementara itu, jelasnya, kampung halaman para pekerja tersebut kekurangan fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19.

"India berisiko mengulangi migrasi besar-besaran seperti tahun lalu. Pekerja meninggalkan kota dengan kereta, bus, truk, sepeda bahkan jalan kaki. Bukan cuma hitungan ratusan ribu pekerja. Ini bicara puluhan juta orang, notabene India berpenduduk 1,3 miliar jiwa," tulisnya di Twitter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper