Bisnis.com, JAKARTA - Pemanduan terpadu diyakini sebagai solusi strategis dalam menangani masalah keamanan dan keselamatan perairan di Selat Malaka.
Kandasnya kapal Ever Given di Terusan Suez menjadi contoh kasus perlunya strategi pemanduan yang terpadu.
Strategi pemanduan di Selat Malaka disampaikan Laksamana Muda Dr TSNB Hutabarat M.MS saat mempertahankan disertasi doktoralnya di IPB University.
“Strategi yang diteliti dalam disertasi ini bisa menjadi jawaban terhadap kasus kecelakaan yang sering terjadi di perairan seperti di Terusan Suez baru-baru ini. Kandasnya kapal Ever Given menyebabkan lalu lintas di Terusan Suez terganggu,” ujar jenderal bintang dua Angkatan Laut yang lebih sering disapa dengan Cokky Hutabarat itu.
Laksamana Muda Dr TSNB Hutabarat M.MS/Dok Pribadi
Disertasi berjudul Strategi Pemanduan Terpadu untuk mencapai Kesetimbangan Ekonomi dan Keamanan di Selat Malaka itu mengantar Laksda Hutabarat meraih gelar tertinggi akademis di bidang Strategik Manajemen dari Sekolah Bisnis, IPB University. Ia diwisuda secara daring pada Rabu (7/4/2021).
Menurut Cokky Hutabarat perlu ada solusi setimbang (equilibrium) dalam penanganan Selat Malaka. Kesetimbangan itu mengakomodasi para pemangku kepentingan seperti pemerintah, pelaku bisnis, pelaut, agen pelayaran, instansi pelabuhan, penegak hukum, dan keamanan laut.
“Strategi Pemanduan Terpadu akan mampu menciptakan lapangan kerja, memberikan devisa bagi pemerintah, dan menyelesaikan akar permasalahan di Selat Malaka di antaranya false report (laporan palsu) dan false alarm (informasi kecelakaan palsu),” ungkap Cokky Hutabarat yang kini menjabat Deputi bidang Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Rabu, Cokky menyebutkan terdapat empat novelty (kebaruan) dari penelitian terkait Strategi Pemanduan Terpadu.
Pertama, strategi ini mengombinasikan Deep Sea Piloting dan personel keamanan yang on board di kapal yang dipandu dan berlayar di Selat Malaka.
Kedua, strategi ini merupakan solusi dari penolakan terhadap pola Private Military Security Company dan mengefektifkan pola operasi keamanan di Selat Malaka.
Ketiga, penelitian merupakan riset dengan pendekatan Kesetimbangan bukan Trade Off. Dengan begitu, strategi ini akan menghasilkan kesetimbangan antara efisiensi ekonomi dan efektivitas keamanan.
Keempat, peneliti berupaya memperkenalkan metodologi baru berupa Military Decision Making Methodology (MDMM) yang lazim digunakan dalam perencanaan operasi militer, tetapi dikembangkan menjadi metodologi penelitian sosial.
Bertindak sebagai pembimbing disertasi adalah Prof Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M.Eng, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MSc, MA, PhD, dan Dr. N Zulbainarni, Spi, MSi.
Disertasi Cokky Hutabarat diteliti dengan menggunakan empat metodologi yakni Soft System Methodology (SSM), MDMM, Analitical Hierarchy Process (AHP), dan Tactical Floor Game (TFG).
Selain gelar S3 dari kampus dalam negeri, Cokky menyelesaikan pendidikan Systemic Strategic Thinking Management and Planning Course, Naval Post Graduate School Amerika Serikat, dan International Security Studies Course, G.C. Marshal CSS, Garmisch, Jerman.
Lulusan Akademi Angkata Laut tahun 1989 ini juga mengantongi gelar Strata 2 di bidang Maritime Studies dari University of Wollongong, Australia, dan Strategi dan Kampanye Militer dari Universitas Pertahanan, Indonesia.
Pendidikan S1 diselesaikan Cokky Hutabarat di jurusan Defence Studies, University of New South Wales, Australia.
Sebelum berlabuh ke Bakamla pada 2019, pria kelahiran Desember 1967 ini sempat menjabat beberapa posisi strategis di Angkatan Laut. Cokky sempat menjabat Kepala Staf Armada 1 (2018—2019), dan Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) pada 2016—2018.
Pada 2014—2016, Cokky dipercaya menjabat Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada Barat, setelah menjalani tugas sebagai Ajudan Presiden (2012-2014).
Berikut ini karier militer Laksamana Muda Dr Cokky Hutabarat:
- Komandan KRI Siribua (1994)
- Palaksa KRI Sultan Thaha Syaifudin-367 (1998)
- Komandan Teluk Cirebon-543 (2001)
- Komandan KRI Karel Satsuit Tubun-356
- Danlanal Bengkulu (2008)
- Asops Danlantamal III Jakarta (2009)
- Perwira Pendidikan & latihan pada proyek pengadaan KRI SHS di Daesun Dock Yard, Busan, Korea Selatan
- Asops Danguspurlabar
- Dankolat Koarmabar
- Ajudan Presiden RI (2012-2014)
- Komandan Guspurlabar[3][4][5][6][7] (2014-2016)
- Wadanseskoal (2016-2018)
- Kepala Staf Koarmada I (2018-2019)
- Wadanseskoal (2016-2018)
- Kepala Staf Koarmada I (2018-2019)
- Deputi Bid. Operasi dan Latihan Bakamla (2019-Sekarang)