Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikritik Soal Kesetaraan Gender, PM Australia Rombak Kabinet

Morrison telah mempromosikan wanita untuk memimpin Kejaksaan Agung. Hal itu terjadi di saat ia berisiko dihujani kritik terkait kasus Christian Porter.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison/Reuters-David Gray
Perdana Menteri Australia Scott Morrison/Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Australia Scott Morrison merombak dan menambahkan satu perempuan ke kabinet yang terdiri atas 22 orang.

Hal itu dilakukan untuk meredakan reaksi terhadap pemerintahannya yang dipicu oleh penanganan tuduhan pelecehan seksual di parlemen.

Morrison telah mempromosikan wanita untuk memimpin Kejaksaan Agung. Hal itu terjadi di saat ia berisiko dihujani kritik terkait kasus Christian Porter.

Pada awal bulan ini Porter membantah keras tuduhan bahwa dia memperkosa sesama anggota tim debat sekolah pada 1980-an. Di kabinet Morisson sekarang terdapat total tujuh wanita.

"Perubahan ini akan mengguncang apa yang perlu diguncang sambil mempertahankan momentum dan kontinuitas serta stabilitas yang dibutuhkan Australia," kata Morrison seperti dilansir Bloomberg, Senin (29/3/2021).

Michaelia Cash menjadi petugas hukum pertama Australia yang menggantikan Porter, yang kini memimpin industri, sains, dan teknologi.

Selanjutnya, Karen Andrews menjadi menteri dalam negeri, portofolio super yang mencakup keamanan perbatasan, imigrasi, dan penegakan hukum federal. Ia menggantikan Peter Dutton, yang menjadi menteri pertahanan.

Menteri pertahanan sebelumnya, Linda Reynolds, dikritik Morrison karena menangani tuduhan terpisah bahwa seorang penasihat media telah diperkosa oleh seorang rekan di kantor parlemennya dua tahun lalu. Dia akan pindah ke pos layanan pemerintah, dan tetap di kabinet.

Peringkat jajak pendapat untuk pemerintah konservatif Morrison telah turun di tengah kritik penanganan atas tuduhan pemerkosaan dan kurangnya kemajuan dalam menangani pelecehan seksual dan ketidaksetaraan gender.

Puluhan ribu pengunjuk rasa mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa di seluruh negeri. Mereka menuntut representasi perempuan yang lebih besar di parlemen dan tindakan keras terhadap kekerasan seksual dan diskriminasi.

“Masalahnya adalah masalah budaya, tentang sikap terhadap perempuan ini menjangkau begitu jauh, begitu luas,” kata Michelle Grattan, seorang profesor di Universitas Canberra.

Perdana menteri secara pribadi telah dikritik oleh anggota parlemen atas kegagalannya menangani masalah secara memadai.

Tekanan pada pemerintah meningkat ketika anggota parlemen Andrew Laming mengumumkan akan keluar dari politik pada pemilihan berikutnya.

Laming menyatakan hal tersebut setelah dia mengaku telah melecehkan dua wanita di dunia maya.

Sementara Morrison mengatakan dirinya terbuka untuk mempertimbangkan kuota dalam Partai Liberal untuk menaikkan persentase anggota parlemen perempuan yang saat ini mencapai 23 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper