Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Covid-19 di Inggris Terancam Ditunda 2 Bulan

Jumlah dosis yang relatif kecil untuk disimpan di blok negara itu akan membuat vaksinasi tidak memadai pada setiap orang dewasa.
Dokter menyuntikkan vaksin CoronaVac ke lengan petugas medis saat vaksinasi COVID-19 dosis kedua di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1/2021). Pemerintah menargetkan realisasi vaksinasi COVID-19 meningkat hingga sebanyak satu juta orang setiap hari karena sudah tersedia 30.000 petugas vaksinasi yang tersebar di 10.000 Puskesmas dan 3.000 rumah sakit. /Antara
Dokter menyuntikkan vaksin CoronaVac ke lengan petugas medis saat vaksinasi COVID-19 dosis kedua di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1/2021). Pemerintah menargetkan realisasi vaksinasi COVID-19 meningkat hingga sebanyak satu juta orang setiap hari karena sudah tersedia 30.000 petugas vaksinasi yang tersebar di 10.000 Puskesmas dan 3.000 rumah sakit. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Program vaksin Covid-19 di Inggris akan menghadapi penundaan dua bulan, jika terjadi larangan ekspor dari Uni Eropa sehingga menggagalkan rencana pemerintah untuk membuka kembali ekonomi musim panas ini, menurut sebuah analisis.

Larangan yang akan diperdebatkan oleh para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa pada Kamis (25/3/2021) mendatang, akan sangat menghambat upaya vaksinasi di Inggris.

Hal itu bahkan kemungkinan akan memaksa pemerintah untuk memperpanjang pembatasan pergerakan pada kehidupan masyarakat. Juga, tidak akan memberikan solusi atas berbagai  program negara-negara anggota UE, menurut laporan oleh perusahaan analisis data Airfinity.

Jumlah dosis yang relatif kecil untuk disimpan di blok negara itu akan membuat vaksinasi tidak memadai pada setiap orang dewasa di UE, karena hanya akan mampu bertahan selama seminggu, menurut hasil  penelitian.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, reputasi Uni Eropa dipertaruhkan saat 27 kepala negara dan pemerintah bersiap untuk membuat keputusan. Dia memperingatkan, bahwa "dunia sedang mengawasinya".

“Jika kontrak dilanggar dan kesepakatan tidak dipatuhi maka hal itu sangat merusak citra blok perdagangan yang membanggakan diri pada supremasi hukum,” katanya kepada Sky News seperti dikutuip TheGuardian.com, Senin (22/3/2021).

Disebutkan, bahwa langkah itu juga kontraproduktif karena satu hal yang disepakati tentang produksi dan pembuatan vaksin adalah kerjasama.

“Mereka tidak hanya akan merusak peluang warga negara mereka sendiri untuk memiliki program vaksin yang tepat, tetapi juga banyak negara lain di seluruh dunia, dengan kerusakan reputasi untuk UE yang akan sangat sulit mereka ubah dalam jangka pendek,” ujarnya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan pekan lalu bahwa UE sedang mempertimbangkan "semua opsi" dan siap untuk memperkenalkan kontrol darurat pada produksi dan distribusi vaksin untuk menghadapi "krisis abad ini".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper