Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Desak Kekerasan di Myanmar Dihentikan: Jangan Ada Korban Lagi!

Jokowi menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, penggunaan kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan.
Presiden Joko Widodo memberikan amanat saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara secara virtual itu dilakukan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Handout
Presiden Joko Widodo memberikan amanat saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara secara virtual itu dilakukan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Handout

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak agar penggunaan kekerasan yang terjadi di Myanmar segera dihentikan. Presiden juga menyampaikan ucapan duka cita dan simpati yang mendalam terhadap korban dan keluarga korban dari aksi kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pernyataan pers terkait perkembangan situasi terkini di Myanmar, Jumat (19/03/2021).

“Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita dan simpati yang mendalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar. Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan," kata Jokowi seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (19/3/2021).

Jokowi menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, penggunaan kekerasan harus segera dihentikan.

Presiden menegaskan, Indonesia juga mendesak agar segera dilakukan dialog dan rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di negara tersebut.

“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua Asean agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi Asean yang membahas krisis di Myanmar,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah negara, termasuk Indonesia mengecam aksi penggunaan kekerasan oleh militer Myanmar kepada para pengunjuk rasa hingga menimbulkan korban jiwa dan korban luka-luka.

Adapun, Kondisi di Myanmar memanas setelah Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior lainnya dari partai berkuasa ditangkap dalam penggerebekan pada Senin (1/2).

Penangkapan berlangsung setelah beberapa hari ketegangan antara pemerintahan sipil dan militer berpengaruh meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran kudeta pascapemilu. Militer menyebut bahwa pemilu di Myanmar diwarnai kecurangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper