Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kudeta, Milisi Separatis KIA Serang Kamp Militer Myanmar

Ketegangan meningkat antara tentara dan kelompok etnis bersenjata sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari 2021.
Seorang biksu Buddha memegang tanda berdiri di samping kendaraan lapis baja saat protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Minggu (14/2/2021)./Antara/Reuters-Stringer
Seorang biksu Buddha memegang tanda berdiri di samping kendaraan lapis baja saat protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Minggu (14/2/2021)./Antara/Reuters-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok etnis bersenjata Tentara Kemerdekaan (KIA) dilaporkan menyerbu kamp militer Myanmar di distrik Mohnyin, kemarin, Kamis (11/3/2021).

Pertempuran pun pecah di wilayah yang termasuk negara bagian Kachin, Myanmar, tersebut. Dikutip dari Myanmar Now, Jumat (12/3/2021), Kolonel Naw Bu, juru bicara kelompok KIA, mengatakan bahwa pihaknya menyerbu kamp yang berbasis di dekat desa Sal Zin pada subuh hari.

Menurutnya, sekitar pukul 10 pagi, militer Myanmar mulai menggunakan jet tempur untuk melakukan serangan balik. "Kami tidak tahu detailnya. Tapi komando pusat kami belum mengeluarkan perintah apapun untuk menyergap kamp militer atau bentrokan di kota-kota," katanya.

Dia mengatakan dua kamp KIA telah diserang oleh pasukan militer Myanmar di kota Kutkai negara bagian Shan utara selama sebulan terakhir.

Ketegangan meningkat antara tentara dan kelompok etnis bersenjata sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari.

Sejak kudeta, tentara Myanmar telah bentrok dengan Serikat Nasional Karen dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan. Kedua kelompok etnis ini sepakat menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA).

Pada 20 Februari, 10 kelompok bersenjata yang telah menandatangani NCA mengumumkan bahwa mereka akan menunda pertemuan politik untuk negosiasi dengan junta.

Pengumuman itu juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok itu mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil dan bentuk-bentuk perlawanan rakyat lainnya terhadap kudeta militer dan akan mencari cara untuk mendukung mereka.

Sementara itu, dewan militer yang berkuasa mencabut Tentara Arakan atau Arakan Army (AA) sebagai organisasi teroris pada Kamis, setelah berbulan-bulan situasi kondusif di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper