Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) memimpin kecaman internasional atas upaya serangan udara ke instalasi minyak Arab Saudi di tengah meningkatnya spekulasi oleh para analis tentang asal usul titik peluncuran serangan tersebut.
Pemerintah AS khawatir dengan meningkatnya serangan terhadap Kerajaan Arab Saudi yang menghadapi "ancaman keamanan nyata" dari milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman dan di tempat lain di kawasan itu, kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki seperti dikutip Arab News.com, Selasa (9/3/2021).
“Kami tentu saja terus bekerja sama erat dengan Arab Saudi, mengingat ancaman tersebut,” kata Psaki.
Sistem pertahanan udara Arab Saudi menggagalkan serangan drone dan rudal pada Minggu (7/3/2021), di tempat penyimpanan minyak di Ras Tanura. Lokasi itu merupakan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia. Serangan itu juga menyasar kompleks perumahan di Dhahran tempat tinggal karyawan kilang minyak Saudi Aramco.
"Serangan keji terhadap warga sipil dan infrastruktur penting menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap kehidupan manusia dan mengabaikan upaya perdamaian," menurut Kedutaan Besar AS untuk Arab Saudi.
AS mendukung Arab Saudi dan rakyatnya. Komitmen kami adalah untuk mempertahankan Kerajaan dan keamanannya yang kuat," menurut pernyataan itu.
Serangan juga dikecam oleh Dewan Kerjasama Teluk, Parlemen Arab dan Organisasi Kerjasama Islam, dan juru bicara pemerintah di Bahrain, Mesir, Djibouti, Qatar, Kuwait dan Mesir.
Koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman kemarin berhasil mencegat dan menghancurkan rudal balistik dan pesawat tak berawak yang ditembakkan oleh milisi Houthi ke arah selatan Kerajaan.
Sementara itu, analis politik Saudi Hamdan Al-Shehri mengatakan serangan itu mungkin datang dari kelompok paramiliter yang didukung Iran di Irak.
Rezim Teheran memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan dari berbagai lokasi, menurut analis keamanan Theodore Karasik.