Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Kesempatan Kerja yang Setara atau Equal Employment Oppurtunity Commission (EEOC) sedang menyelidiki dugaan bias rasial dalam praktik perekrutan pekerja di perusahaan teknologi Facebook.
Pada Juli tahun lalu, karyawan Facebook Oscar Veneszee Jr yang merupakan orang kulit hitam, mengajukan keluhan pada EEOC bersama dua orang yang telah direkrutnya, tetapi tidak dipekerjakan oleh perusahaan.
Keluhan tersebut menuduh bahwa platform sosial itu mendiskriminasi pelamar pekerjaan dan karyawan kulit hitam, serta mempromosikan stereotip rasial sistemik.
Veneszee memberi tahu surat kabar NPR bahwa Facebook memiliki 'masalah dengan orang kulit hitam' dan bahwa perusahaan telah gagal menciptakan budaya untuk menarik dan mempertahankan pekerja kulit hitam.
Adapun, laporan Reuters, dikutip Minggu (7/3/2021) menyebut bahwa EEOC belum mengajukan tuduhan terhadap Facebook. Agensi itu mungkin mencurigai kebijakan perekrutan Facebook berkontribusi pada diskriminasi yang meluas dan membuka jalan bagi kemungkinan gugatan kelompok (class action).
Masalah ini mengingatkan pada kritik sebelumnya terhadap isu keberagaman di Facebook. Pada 2018, manajer kemitraan Facebook Mark Luckie menerbitkan memo internal pada hari kerja terakhirnya di perusahaan.
Baca Juga
Memo tersebut, mengatakan bahwa Facebook memperlakukan karyawan kulit hitamnya dengan tidak benar. "Di beberapa gedung ada lebih banyak poster Black Lives Matter daripada jumlah orang kulit hitam sebenarnya," catat memo itu.
Sementara itu, laporan keberagaman Facebook pada 2020 menunjukkan bahwa perusahaan masih di bawah target memiliki 50 persen tenaga kerja dari kelompok yang kurang terwakili. Meski pun persentase capaiannya meningkat dari 43 persen pada 2019 menjadi 45,3 persen pada 2020.
Kepada The Verge (6/3/2021), juru bicara Facebook melalui email mengatakan bahwa sangat penting untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan hormat kepada seluruh karyawan.
"Kami menanggapi tuduhan diskriminasi dengan serius dan menyelidiki setiap kasus," kata juru bicara itu.