Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah perusahaan riset kredit mengatakan 1.100 perusahaan di Jepang telah bangkrut sejak Februari tahun lalu karena pandemi virus corona.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Kamis (4/3/2021), Teikoku Databank mengatakan 1.100 perusahaan telah menyelesaikan atau mempersiapkan proses likuidasi legal akibat virus tersebut hingga Rabu (03/03/2021) pagi.
Bar dan restoran berada dalam daftar teratas dengan 172 yang bangkrut, disusul oleh perusahaan konstruksi sebanyak 92, dan hotel serta penginapan mencapai 79.
Perusahaan yang bangkut di Tokyo mencapai 264, Provinsi Osaka 108, Provinsi Kanagawa 64.
Teikoku Databank menekankan terjadi peningkatan jumlah bar dan restoran di area perkotaan yang mengalami kebangkrutan selama keadaan darurat.
Perusahaan riset kredit itu menyebutkan jika deklarasi keadaan darurat di Tokyo dan tiga provinsi tetangganya diperpanjang, penurunan belanja pribadi dalam jangka panjang akan tidak dapat terhindarkan, sehingga mungkin menyebabkan lebih banyak kebangkrutan.
Baca Juga
Di sisi lain kementerian tersebut menyatakan bahwa lebih dari 80.100 orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus corona hingga Januari 2021. Namun, angka sesungguhnya diyakini bahkan lebih tinggi dari itu karena data kementerian hanya mencakup kasus yang tercatat oleh otoritas ketenagakerjaan serta pusat-pusat penempatan kerja.
Hingga 25 Desember 2020, hampir 17.000 orang kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur. Sebanyak 11.000 lainnya berasal dari industri restoran. Sementara itu, lebih dari 10.000 orang di bidang ritel dinyatakan kehilangan pekerjaan dan 9.600 orang dari industri perhotelan.