Bisnis.com, JAKARTA - Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) telah menghentikan uji coba plasma darah konvalesen dalam pengobatan pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang, Selasa (2/3/2021).
NIH menghentikan uji coba tersebut lantaran terapi plasma darah konvalesen untuk pada kelompok tersebut dinilai tidak berkhasiat. Institut AS itu pun menyebutkan bahwa keputusan itu berdasarkan pada temuan dewan pemantau data independen.
Langkah NIH dilakukan kurang dari dua bulan setelah uji coba internasional plasma konvalesen dihentikan lantaran tidak adanya khasiat yang ditemukan.
Riset lainnya yang dilakukan di India dan Argentina juga tidak mendapati manfaat yang jelas bagi pasien Covid-19 parah.
Uji coba di AS mendaftarkan 511 dari 900 partisipan, baik yang diberikan plasma darah dari pasien sembuh Covid-19 atau maupun plasebo.
Analisis baru-baru ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam proporsi pasien yang membutuhkan pengobatan darurat, harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam waktu 15 hari usai memasuki uji coba, kata NIH.
Sementara itu di Indonesia, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) pada awal Februari 2021 kembali meminta para penyintas Covid-19 bersedia mendonorkan plasma konvalesen menyusul besarnya kebutuhan pasien yang sedang berjuang sembuh.
Bahkan, kedua lembaga ini sejak Januari 2021 telah mencanangkan gerakan nasional donor plasma konvalesen. Para calon pendonor bisa mendaftarkan diri melalui situs plasmakonvalesen.covid19.go.id, aplikasi Ayo Donor PMI, dan dapat menghubungi call center di nomor 117 ekstensi 5.
Baca Juga
Pada Senin (1/3/2021), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo telah melakukan donor plasma konvalesen di Kantor PMI DKI Jakarta pada Senin (1/3/2021). Doni mendonorkan plasmanya setelah 17 hari dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19.