Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimis akan perkembangan Indonesia ke depan melalui dukungan berbagai pihak termasuk perusahaan-perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui bahwa banyak tantangan yang dihadapi oleh BUMN akibat pandemi Covid-19. Namun hal ini tidak membuatnya gentar karena potensi dan rencana yang BUMN miliki untuk ikut serta membangun negeri.
“BUMN menjadi hal yang instrumental dalam membentuk pembangunan ekonomi Indonesia. Ini adalah perjalanan pertumbuhan sekitar US$650 miliar aset. Kontribusi besar kita untuk GDP dan misi pertumbuhan untuk membangkitkan perekonomian dan nilai sosial untuk Indonesia,” ungkap Erick dalam acara MNC Group Investor Forum 2021 pada Rabu (3/3/2021).
Dengan estimasi kurs Rp14.300 per dolar AS, maka total aset BUMN senilai US$650 miliar setara dengan Rp9.295 triliun.
Menteri BUMN ini pun mengungkapkan komitmennya untuk mentransformasi langkah BUMN untuk lebih akuntabel, terevisi, dan juga transparan. Menurutnya saat ini Indonesia yang baru adalah perekonomian yang digital dan juga berbasis penggunaan energi yang terbarukan.
Dengan demikian, untuk mewujudkan negara yang produktif, berkembang, memiliki infrastruktur kelas dunia, dan sumber daya manusia yang berkembang disertai dengan kehidupan berbudaya yang beragam, BUMN memiliki strategi untuk mewujudkannya.
“Salah satunya adalah inovasi model bisnis termasuk mengembangkan ekosistem korporasi dengan sektor privat,” jelas Erick.
Strategi BUMN lainnya yaitu inovasi model bisnis, pemimpin di bidang teknologi, akselerasi investasi, dan juga pengembangan tenaga ahli.
BUMN mewujudkan strategi ini dengan melakukan pembangunan gedung, mengembangkan industri baterai yang mengajak kerjasama perusahaan pasar global, meregenerasi area Sanur di Bali, merubah lahan industri di Batam untuk proyek infrastruktur strategis, dan juga pembentukan lembaga otoritas investasi Indonesia.