Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kutuk Kekerasan di Myanmar

Pembahasan mengenai Myanmar juga dilakukan dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan menteri luar negeri di negara barat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mengutuk kekerasan yang menimpa pengunjuk rasa di Myanmar dan meminta junta militer menahan diri. Hal ini disampaikan secara tertulis oleh Kementerian Luar Negeri RI pada Minggu (28/2/2021).

Dalam pernyataan tersebut, Indonesia menyatakan keprihatinan dengan meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.

“Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan dan menahan diri guna menghindari lebih banyak korban jatuh serta mencegah situasi tidak semakin memburuk,” seperti ditulis dalam pernyataan.

Sejauh ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara aktif berupaya membantu mencari keluar bagi Myanmar dalam pertemuan dengan sejumlah menteri luar negeri di Asean.

Terbaru, Retno telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin pada 24 Februari di Bandara Don Muang, setelah menunda perjalanan ke Burma karena situasi yang tidak memungkinkan. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai.

Menlu Retno mengatakan kepada Menlu Wunna soal pentingnya semua negara anggota Asean untuk menghormati prinsip-prinsip yang termuat dalam piagam Asean. Dia juga meminta agar militer memberikan akses kunjungan kepada para tahanan.

“Pesan ini terus disampaikan secara loud and clear. Selain itu, pentingnya akses dan kunjungan kemanusiaan atau humanitarian access and visits kepada para tahanan,” ungkapnya.

Pembahasan mengenai Myanmar juga dilakukan dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan menteri luar negeri di negara barat.

Sebelumnya, Retno juga membahas masalah Myanmar saat berkunjung ke Brunei Darussalam sebagai Ketua Asean untuk berkonsultasi terkait dengan rencana pertemuan khusus menlu Asean mengenai pergolakan politik di Myanmar pada 17 Februari. Kunjungan berlanjut ke Singapura dengan misi yang sama.

Seperti diberitakan oleh South China Morning Post, Minggu (28/2/2021), anggota polisi menembaki pengunjuk rasa yang memprotes kudeta militer di sejumlah titik di Yangon. Setidaknya 18 orang tewas, kasa kantor HAM PBB.

Di antaranya adalah tiga orang meninggal di Dawei, kata politikus Kyaw Min Htike. Media independen, Myanmar Now mengabarkan dua orang terbunuh pada aksi unjuk rasa di Mandalay. Satu orang wanita ditembak di bagian kepala juga tidak berhasil diselamatkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper