Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Begini Hasil Penyelidikan Terkini Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant

Kecelakaan helikopter menewaskan seluruh penumpang di antaranya Kobe dan putrinya Gianna serta tujuh nyawa lainnya, termasuk pilot, Ara Zobayan.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 10 Februari 2021  |  03:41 WIB
Begini Hasil Penyelidikan Terkini Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant
Penghormatan untuk superstar NBA Kobe Bryant di panggung Grammy Awards ke-62 di Los Angeles, California Amerika Serikat, 26 Januari 2020. - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Hasil penyelidikan Komisi Keselamatan Transportasi Amerika Serikat menyatakan bahwa pilot dalam kecelakaan helikopter yang menewaskan Kobe Bryant setahun silam melanggar standar federal dan mengalami disoreintasi ketika terbang dalam cuaca berawan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (National Transportation Safety Board) Robert Sumwalt kala membuka rapat dewan Selasa (9/2/2021) waktu setempat yang membahas kecelakaan helikopter di Calabasas, California, pada 26 Januari 2020 tersebut.

Kecelakaan itu menewaskan seluruh penumpang di antaranya Kobe dan putrinya Gianna serta tujuh nyawa lainnya, termasuk si pilot, Ara Zobayan.

"Ia terbang di bawah aturan jarak pandang terbang, yang secara legal melarangnya untuk menembus awan," kata Sumwalt dilansir Reuters, Selasa malam.

"Namun, dia melanjutkan penerbangan jarak pandang terbang ini menembus awan, memasuki instrumen kondisi meteorologis," ujarnya.

NTSB menjadwalkan rapat virtual pada Selasa waktu setempat untuk mengeluarkan laporan final atas kecelakaan helikopter tersebut.

"Kami akan mencari tahu apakah pilot berada dalam tekanan untuk melanjutkan penerbangan, dan jika iya, siapa yang menekannya," kata Sumwalt.

"Apa ekspektasi bagi pilot di bawah kebijakan perusahaan? Apakah ia memaksa dirinya sendiri? Tindakan apa yang seharusnya bisa dilakukan untuk menghindari terbang menembus awan?"

"Kami akan membahas fenomena disorientasi spasial, sensasi kuat dan menyesatkan yang bisa membingungkan pilot melakukan penerbangan visual di tengah kehilangan referensi jarak pandang dan jenis pelatihan semacam apa yang efektif mengatasi kondisi tersebut," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kecelakaan pesawat kobe bryant

Sumber : Antara

Editor : Zufrizal

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top