Bisnis.com, JAKARTA - Hingga saat itu curah hujan di Indonesia tercatat mengalami peningkatan internsitas.
Selama ini diketahui fenomena La Nina sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan.
Selain La Nina ternyata ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan berintensitas tinggi di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) faktor selain fenomena global La Nina, adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia menjadi penyebab curah hujan berintensitas tinggi.
"Musim hujan akan lebih basah karena La Nina sudah kita sampaikan sejak Oktober lalu, kemudian ada faktor dinamika atmosfer yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab kepada Antara, Senin (8/2/2021).
Selain La Nina sebagai faktor global yang mempengaruhi peningkatan curah hujan ekstrem, terdapat pula faktor regional yaitu adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia.
Baca Juga
Menurut Fachri, daerah pertemuan itu terjadi akibat monsun Asia yang masuk ke selatan karena adanya daerah-daerah bertekanan rendah di utara Australia.
Munculnya daerah pertemuan angin di atas Indonesia dan suhu yang semakin dingin akan membentuk awan.
Selain itu, terdapat pula faktor lokal yang menyebabkan peningkatan curah hujan ekstrem yaitu stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan konvektif. Proses tersebut menjadi cukup kuat karena udara yang labil.
Kombinasi tiga faktor tersebut, menurut Fachri, yang mendorong banyak terbentuknya awan hujan di Indonesia.
"Curah hujan tinggi karena faktor-faktor atmosfer tersebut," ujarnya.
Menurut BMKG, Indonesia saat ini tengah memasuki periode puncak musim hujan yang dapat membuat terjadinya intensitas hujan mencapai 100 milimeter dalam sehari, atau masuk dalam kategori hujan lebat dan ekstrem.
"Kita perkirakan periode puncak musim hujan masih akan berlangsung sampai akhir Februari hingga awal Maret nanti," ujar Fachri.