Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan sedang melakukan evaluasi sejumlah merek vaksin yang akan digunakan oleh pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Kepala BPOM Penny K. Lukito menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Corona (CoronaVac) dari Sinovac. Pihaknya pun kini sedang melakukan evaluasi terhadap sejumlah merek vaksin lain yang rencananya digunakan pemerintah, menyusul pabrikasi vaksin dari China itu.
"Setelah menyetujui vaksin CoronaVac ini BPOM akan mengevaluasi beberapa vaksin yang akan digunakan oleh pemerintah dalam vaksinasi ini. Beberapa di antaranya adalah Astra Zeneca, Sinofarm, dan NovaVax, ada komitmen dengan pemerintah dan [evaluasi] sudah berjalan, tapi hasilnya belum ya," ujar Penny dalam konferensi pers Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Lansia, Minggu (7/2/2021).
Dia menyatakan bahwa seluruh kandidat vaksin melalui proses evaluasi yang sama. Percepatan pemberian EUA pun dilakukan dengan kinerja sekitar 20 hari kerja, berjalan paralel dengan pemberian data hasil uji klinik secara bertahap dari setiap vaksin.
BPOM pun terus mengawasi proses uji klinik di berbagai negara terkait kandidat vaksin yang sedang dievaluasi. Misalnya, menurut Penny, pihaknya memantau perkembangan uji klinik Astra Zeneca khususnya bagi kelompok lanjut usia (lansia).
Seperti diketahui, berdasarkan riset di sejumlah negara vaksin Astra Zeneca dinilai lebih baik untuk digunakan bagi penduduk di bawah usia 55 tahun. Penny pun menyatakan bahwa temuan-temuan itu akan menjadi bahan kajian BPOM dalam memutuskan siapa yang akan menjadi penerima setiap vaksin.
"Nanti kami memutuskan, hal-hal tersebut kami pantau. Kami pertimbangkan berdasarkan data yang kami terima," ujar Penny.
Adapun, pada Jumat (5/2/2021) BPOM telah mengeluarkan persetujuan pengunaan vaksin CoronaVac untuk penduduk berusia di atas 60 tahun. Vaksinasi itu diizinkan sebanyak dua dosis dengan jarak 28 hari.