Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kudeta Militer, Petugas Kesehatan Myanmar Ikut Kampanye Pembangakan Sipil

Aktivis Burma Wai Wai Nu (@waiwainu) mengunggah foto petugas kesehatan di 74 daftar rumah sakit yang melakukan pembangkangan sipil sebagai imbas dari kudeta yang dilakukan junta militer.
rnPendukung NLD meneriakkan slogan-slogan di depan kedutaan Myanmar selama unjuk rasa setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dan menangkap pemimpinnya Aung San Suu Kyi, di Bangkok, Thailand, Senin (1/2/2021)./Antara-Reutersrnrn
rnPendukung NLD meneriakkan slogan-slogan di depan kedutaan Myanmar selama unjuk rasa setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dan menangkap pemimpinnya Aung San Suu Kyi, di Bangkok, Thailand, Senin (1/2/2021)./Antara-Reutersrnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Petugas kesehatan di 70 rumah sakit berhenti bekerja pada Rabu pagi (3/2/2021) waktu setempat sebagai bagian dari kampanye pembangkangan sipil atas kudeta yang dilakukan militer di Myanmar.

Kondisi itu berlangsung seperti dikutip dari Twitter aktivis Burma Wai Wai Nu (@waiwainu).  Dia mengunggah foto petugas kesehatan setelah meretweet kicauan akun yang mengunggah 74 daftar rumah sakit yang melakukan pembangkangan sipil di berbagai tempat di Myanmar.

"3 Februari pagi di Myanmar, petugas kesehatan melanjutkan #CivilDisobedienceMovement di seluruh negeri. #Myanmarcoup #myanmar #SaveMyanmar #burma, " tulis @waiwainu yang sempat menjadi tahanan politik seperti dikutip, Rabu (3/2/2021).

Dikutip dari The Guardian pada Rabu (3/2/2021), petugas kesehatan dan 70 lebih departemen medis di Naypyyidawm Yangon dan kota-kota lain mengatakan mereka tidak akan bekerja di bawah rezim militer. Mereka menuduh para jenderal menempatkan prioritas sendiri di atas orang-orang biasa selama masa pandemi Covid-19. 

Dokter ahli bedah di rumah sakit umum Yagon Barat Kyaw yang melakukan pemogokan mengungkapkan tidak akan menghentikan gerakan ini hingga pemerintahan terpilih dipulihkan.

"Saya kesal karena berpisah dari pasien, tetapi saya tidak menyesal, mengetahui bahwa saya melakukan yang terbaik untuk membantu memerangi pandemi," ungkapnya.

Dua mengungkapkan bahwa dirinya telah mengundurkan diri dari rumah sakit pemerintah tempatnya bekerja.

Seperti dikutip The Guardian, dokter justru merawat pasien di rumah mereka atau di klinik-klinik pribadi. Selain itu, Federasi Serikat Mahasiswa Seluruh Burma juga mendesak pegawai pemerintah dan lainnya untuk ikut mogok.

Tidak ada laporan mengenai demonstrasi jalanan melawan tentara. Namun, kemarahan penduduk menggema melalui dentang panci dan wajan menggema di seluruh kota Yagon. Saat orang-orang turun ke balkon kediamannya untuk melakukan protes simbolis terhadap militer.

Selain itu, di media sosial banyak yang mengadopsi foto profil merah untuk menandakan kesetiaan mereka kepada Aung San Suu Kyi, yang menghabiskan hampir 15 tahun dalam tahanan saat dia berkampanye melawan aturan militer sebelum dibebaskan pada tahun 2010.

Di Myanmar, Aung San Suu Kyi secara luas dihormati sebagai pahlawan wanita demokrasi, meskipun ada kecaman internasional atas perlakuannya terhadap Rohingnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper