Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masalah dengan AstraZeneca, Jerman Lirik Vaksin Corona dari Rusia dan China

Kanselir Angela Merkel berada di bawah tekanan untuk mempercepat program vaksinasi.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan pelatih Joachim Loew/Reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel dan pelatih Joachim Loew/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Jerman akan menggunakan vaksin Virus Corona buatan Rusia dan China untuk mempercepat vaksinasi, jika mendapatkan persetujuan Uni Eropa, kata menteri kesehatan negara itu.

Berbicara menjelang pertemuan darurat dengan produsen vaksin untuk mengatasi lambatnya vaksinasi di negara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, bahwa jika sebuah vaksin “dapat dianggap aman dan efektif, terlepas dari negara mana diproduksi, maka hal itu akan sangat membantu.

Kanselir Angela Merkel, yang akan memimpin KTT, berada di bawah tekanan untuk mempercepat program vaksinasi Jerman yang sejauh ini telah membuat dua juta orang menerima suntikan dibandingkan dengan lebih dari 10 juta di Inggris.

Akan tetapi, Jerman sekarang telah memberi lebih banyak orang dosis kedua daripada Inggris .

Langkah itu menunjukkan betapa bersemangatnya Jerman untuk mencari solusi setelah perselisihan yang buruk berhari-hari antara UE dan perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca mengenai pengadaan dan investasi.

Pemerintah Jerman menghadapi kritik yang memuncak karena terlalu lambat dan tidak cukup tegas dalam mengamankan stok vaksin. Selain itu, negarra tersebut tidak memberikan tekanan lebih kepada komisi Eropa untuk berbuat lebih banyak.

Spahn mengatakan, dia sedih dengan lambannya vaksinasi Jerman.

 “Itu menyakitkan saya, setiap kali ada wabah di panti jompo selalu ada kematian.”

Akan tetapi, dia menambahkan sekarang 70 persen penghuni panti jompo Jerman telah menerima suntikan, setahun setelah wabah pandemi berkembang di Eropa.

“Saya pikir itu sangat beruntung,” katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (2/2/2021).

Dengan beberapa daerah harus membatalkan vaksinasi, karena kekurangan pasokan, para ahli hukum Jerman mengkritik tajam kontrak antara AstraZeneca dan Komisi Eropa karena tidak jelas dan tidak lengkap tentang apa yang akan diberikan dan kapan.

Sebelumnya ,Prancis dan Jerman mengancam AstraZeneca karena kekurangan pasokan vaksin.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan Eropa harus bertindak lebih efisien dan cepat terkait vaksin.

"Kami berpacu dengan waktu. Kita sebagai orang Eropa perlu lebih efisien dalam hal ini. Kami akan  mempercepat vaksinasi,” kata Macron menambahkan.

BioNTech dan Pfizer menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan pengiriman vaksin virus corona mereka ke UE. Selain itu, mereka berjanji untuk mengirimkan hingga 75 juta dosis ekstra ke blok tersebut musim semi ini setelah melakukan peningkatan produksi termasuk memodifikasi pabrik Pfizer di Belgia.

"Kami akan memasok jumlah penuh dosis vaksin pada kuartal pertama yang secara kontrak kami janjikan dan hingga tambahan dosis 75 juta ke UE pada kuartal kedua," menurut perusahaan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper