Bisnis.com, JAKARTA – Penasihat kesehatan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan kemungkinan varian baru Covid-19 yang beredar di Inggris akan menjadi dominan di AS. Hal ini membawa kemungkinan AS akan kembali melakukan lockdown.
Direktur Center for Infectious Disease Research and Policy di University of Minnesota, Michael Osterholm, mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan AS harus bersiap akan adanya lonjakan kasus serius seperti yang terjadi di Inggris.
“Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengantisipasi ini dan memahami bahwa kita harus secepatnya melakukan perubahan, secepat membuka kembali restoran kemarin, kemungkinan harus segera tutup lagi dalam waktu dekat,” kata Osterholm, dilansir Bloomberg, Senin (1/2/2021).
Pernyataan tersebut muncul di tengah kebijakan beberapa wilayah seperti California dan beberapa bagian di Illinois termasuk Chicago, yang mulai melonggarkan pembatasan menyusul penyebaran virus karena angka penularannya menurun.
Osterholm menambahkan, vaksin yang didistribusikan sekerang baru terbukti mencegah terinfeksi serius dari mutasi virus terbaru B117.
“Untungnya, virus ini belum menunjukkan kemampuannya lebih kuat daripada perlindungan yang diberikan vaksin yang ada. Tapi kemampuannya [virus mutasi baru] untuk menyebabkan infeksi lebih banyak dan keparahan penyakit masih ada,” kata Osterholm.
Perkiraan menunjukkan infeksi Virus Corona terbaru telah menyebar di seluruh Inggris, dan belum menunjukkan adanya penurunan kurva dengan cepat. Beban kasus tetap tinggi, artinya tingkat rawat inap dan kematian yang tinggi akan terus berlanjut dalam jangka pendek.
Di Amerika Serikat, kasus Covid-19 diperkirakan akann menyusut pada musim panas mendatang, tapi beberapa daerah seperti di California Selatan dan Florida Selatan, akan mengalami ‘epidemi’ dari adanya varian virus baru.
“Tapi, seiring dengan kita mengimunisasi lebih banyak penduduk, dan kalau orang-orang tetap patuh pakai masker, kita bisa mencegah terpapar virus ini,” kata Komisioner FDA Scott Gottlieb.
Infeksi Virus Corona di AS disebut melambat bulan ini, dengan terjadinya penurunan jumlah orang dirawat di rumah sakit dan pertambahan kasusnya pun melambat. Namun, sayangnya angka kematian masih mendekati level rekor.