Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pfizer Serahkan Data Uji Klinis Vaksin ke Pemerintah Jepang

Pfizer telah menandatangani kontrak dengan pemerintah Jepang untuk memasok cukup vaksin bagi 72 juta orang tahun ini.
Tangan perempuan memegang botol kecil berlabel vaksin virus corona Covid-19 dan logo perusahaan farmasi Pfizer./Antara-Reutersrn
Tangan perempuan memegang botol kecil berlabel vaksin virus corona Covid-19 dan logo perusahaan farmasi Pfizer./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Pfizer dikabarkan telah menyerahkan data kepada Kementerian Kesehatan Jepang atas uji klinis vaksin virus Covid-19 yang dilakukan di negara tersebut.

Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Sabtu (30/1/2021), Kementerian Kesehatan Jepang berencana untuk memutuskan apakah akan menyetujui vaksin tersebut bulan depan.

Beberapa sumber NHK mengatakan Pfizer pada hari Jumat (29/01/2021) menyerahkan data dari uji yang melibatkan 160 orang Jepang berusia 20 tahun ke atas.

Pfizer merupakan satu-satunya pemasok vaksin Covid-19 yang telah mengajukan izin di Jepang. Pfizer telah menandatangani kontrak dengan pemerintah Jepang untuk memasok cukup vaksin bagi 72 juta orang tahun ini.

Jika disetujui, pemerintah berencana memulai vaksinasi para tenaga kesehatan pada akhir Februari 2021.

Kementerian Kesehatan Jepang saat ini juga diketahui telah membentuk satu grup untuk mempelajari efek samping vaksin virus corona Pfizer.

Pemerintah berencana untuk memulai inokulasi pada akhir Februari yang sedang menunggu persetujuan. Pemberian vaksin diprioritaskan bagi para tenaga kesehatan.

Kementerian tersebut mengatakan lebih dari 10.000 dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang berusia 20 tahun ke atas diutamakan terlebih dahulu. Mereka telah memberikan persetujuannya.

Pemerintah telah mendapatkan 100 rumah sakit nasional dan umum di seluruh Jepang untuk menjadi lokasi vaksinasi.

Fasilitas tersebut bertugas memantau para penerima vaksin selama 28 hari setelah mereka menerima dosis vaksin kedua.

Kelompok itu kemudian akan mengumpulkan data tersebut yang menurut kementerian itu akan dirilis secara teratur.

Studi serupa direncanakan untuk vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan AstraZeneca yang keduanya harus mendapatkan persetujuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper