Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Perkara Korupsi, Ternyata Ini yang Dibahas BPK dan Jaksa Agung

Pertemuan antara BPK dan Jaksa Agung tersebut adalah untuk melakukan pemeriksaan terkait pengelolaan keuangan di Korps Adhyaksa sepanjang tahun 2020 kemarin.
Jaksa Agung Burhanuddin bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara
Jaksa Agung Burhanuddin bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak membahas perhitungan kerugian negara (PKN) terkait perkara korupsi PT BPJS Ketenagakerjaan, PT Asabri maupun PT Pelindo II ketika bertemu Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin.

Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan Auditama Keuangan Negara (AKN) I BPK, Hendra Susanto usai bertemu Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, di Kejaksaan Agung pada hari ini Jumat (29/1/2021).

"Terkait dengan kasus, kita tidak membicarakan ke arah kasus-kasus. Misalnya kerugian uang negara di kasus-kasus korupsi," tuturnya.

Hendra menjelaskan pertemuan antara BPK dan Jaksa Agung tersebut adalah untuk melakukan pemeriksaan terkait pengelolaan keuangan di Korps Adhyaksa sepanjang tahun 2020 kemarin.

"Mulai dari belanja barang biasa dan modalnya. Kemudian juga ada hal-hal terkait tata kelola aset. Jadi uang yang diserahkan dan dipercayakan oleh pemerintah kepada Kejaksaan Agung, endingnya kami periksa," katanya.

Menurut Hendra, kegiatan pemeriksaan tersebut sudah rutin dilakukan oleh BPK kepada seluruh lembaga/kementerian untuk memastikan bahwa tata kelola keuangan lembaga/kementerian itu berjalan dengan baik.

"Sudah rutin kalau pemeriksaan seperti ini," ujar Hendra.

Selama 4 tahun berturut-turut, menurut Hendra, Kejaksaan Agung selalu menyabet predikat WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK di dalam laporan keuangannya. Dia optimistis, tahun ini, Kejaksaan Agung juga bisa meraih kembali WTP.

"Mendapatkan opini yang levelnya paling atas dan saya berharap juga tahun 2020. Karena sekarang tahun 2020, karena sekarang 2021. Saya berharap juga opininya masih sama, masih seperti yang dulu (WTP)," tutur Hendra.

Sebelumnya, penyidik Kejaksaan Agung bakal menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Asabri.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung Ali Mukartono mengemukakan tim penyidik Kejagung sudah memiliki alat bukti yang cukup untuk menjerat para tersangka.

Kendati demikian, kata Ali, ketujuh orang tersebut sampai saat ini masih belum ditetapkan tersangka secara resmi. Alasannya, tim penyidik Kejagung masih menunggu nilai perhitungan kerugian negara dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper