Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Jepang Minta Maaf, Kondisi Layanan Kesehatan Kacau Akibat Covid-19

Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK), Suga menyampaikan permohonan maaf tersebut dalam sidang komite Parlemen pada Selasa (26/01/2021).
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga/Bloomberg
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan maaf secara formal yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan kepada publik atas kesalahan yang dibuat tentunya bukan hal yang aneh di Jepang. Kali ini, giliran Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide meminta maaf atas kegagalan pemerintahannya dalam menyediakan perawatan medis yang memadai di bawah tekanan pandemi virus corona.

Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK), Suga menyampaikan permohonan maaf tersebut dalam sidang komite Parlemen pada Selasa (26/01/2021).

Seorang anggota parlemen senior dari kubu oposisi menyebutkan bahwa sejumlah orang yang terinfeksi virus corona tidak bisa dirawat di rumah sakit.

Tsujimoto Kiyomi dari Partai Demokratik Konstitusional mengatakan bahwa orang-orang meninggal seorang diri di rumah mereka tanpa perawatan di rumah sakit. Dia menambahkan bahwa sejumlah lainnya meninggal saat dibawa ke rumah sakit untuk penanganan darurat.

Anggota parlemen itu menanyakan kepada Suga apakah dia merasa bertanggung jawab atas nyawa yang tidak bisa tertolong dengan bantuan publik.

Suga menjawab bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk memperkuat sistem agar orang-orang tidak meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

PM Suga mengungkapkan bahwa terdapat kekhawatiran di tengah masyarakat mengenai apakah semua orang bisa segera memperoleh penanganan medis yang dibutuhkan. Dia merasa sangat menyesal sebagai orang yang bertanggung jawab.

Pembahasan ini terjadi satu hari setelah kepolisian mengungkap bahwa sejak Maret tahun lalu, hampir 200 orang yang terinfeksi virus korona meninggal tanpa tertangani sistem layanan kesehatan.

Sebelumnya, diberitakan sekitar 200 orang yang terpapar Covid-19 meninggal dunia ketika menjalani karantina mandiri di rumah dan tempat lain di penjuru Jepang, setelah kondisi mereka memburuk tiba-tiba.

Badan Polisi Nasional menyebutkan setidaknya 197 kasus kematian seperti itu terkonfirmasi mulai Maret tahun lalu hingga Januari 2021. Badan itu memastikan 75 kasus kematian seperti itu dalam sekitar tiga pekan mulai 1 hingga 20 Januari. Jumlah itu melampaui 56 kematian yang terkonfirmasi pada Desember.

Badan itu menyebutkan dalam sebagian besar kasus infeksi terkonfirmasi setelah orang itu meninggal. Para pasien itu biasanya tidak ditangani dengan cepat di institusi medis meski sakit parah.

Sejumlah pemerintah daerah di Jepang diketahui telah melakukan langkah-langkah untuk mendeteksi tanda-tanda dari kemungkinan memburuknya kondisi orang-orang yang menjalani karantina mandiri.

Pemerintah daerah itu telah mengirimkan perawat-perawat untuk mengecek pasien di rumah atau mendirikan saluran siaga ke dokter atau perawat sepanjang waktu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Sumber : NHK
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper