Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan optimismenya bahwa Indonesia masih punya jalan untuk sukses dalam menyambut 2021.
Hal itu diungkapkannya jendral purnawirawan TNI yang akrab disapa SBY ini melalui sebuah catatan berjudul 'Indonesia Tahun 2021: Peluang untuk Sukses Ada, Jangan Kita Sia-Siakan' di akun Facebook resminya, Jumat (8/1/2021).
Dalam catatan itu, SBY mengatakan dalam pantauannya sikap masyarakat cukup beragam menghadapi 2021, mulai dari optimistis dan pesimistis, pasrah dan masa bodoh, hingga semangat untuk ikut mengubah keadaan masyarakat ke ara yang lebih baik.
"Saya sendiri memilih untuk bersikap lebih optimistis [cautious optimism]," tulisnya dalam catatan tersebut.
SBY meyakini peluang untuk melandainya kasus virus Corona atau Covid-19 masih terbuka. Pada saat yang sama, dia optimistis potensi pemulihan ekonomi nasional masih ada.
"Yakin bahwa negeri kita masih punya jalan untuk sukses. Artinya, peluang bagi meredanya badai Corona dan pulihnya ekonomi kita masih ada," tulisnya.
Baca Juga
Pria yang pernah menjabat menteri koordinator bidang politik di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid dan Megawati ini juga mengakui bahwa pada 2020 menjadi tahun yang berat bagi masyarakat global, termasuk Indonesia.
Jumlah warga yang terpapar Covid-19 begitu besar, jelas dia, dan juga korban jiwa akibat wabah itu signifikan.
"Ekonomi kita juga mengalami resesi dan tekanan-tekanan lain, yang akhirnya menambah beban hidup dan penderitaan rakyat kita," tulis SBY.
Dengan kehadiran vaksin, SBY mengingatkan tidak berarti pandemi akan segera hilang dan ekonomi akan pulih serta langsung pertumbuhannya meroket.
"Jangan bersikap dan berpikir seperti itu. Tuhan tidak suka. Mestinya sikap dan cara berpikir kita adalah dengan semangat dan tekad yang baru, mari kita makin bersatu dan berikhtiar sekuat tenaga agar semua permasalahan bangsa di tahun 2021 ini dapat kita atasi," ujarnya.
Dalam catatan itu, SBY pun menyampaikan beberapa poin pemikirannya agar Indonesia bisa memanfaatkan peluang dalam memperbaiki kondisi dan situasi negara dari hempasan krisis kembar, yakni pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi.