Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla memprediksi proses vaksinasi Covid-19 masyarakat membutuhkan waktu hingga 3-4 tahun.
Dalam acara Webinar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bertajuk "Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya" pada Senin (28/12/2020), Jusuf Kalla menuturkan vaksinasi merupakan satu dari banyak upaya untuk menanggulangi krisis pandemi di Indonesia.
JK, sapaan akrabnya, menjelaskan dengan berkaca pada negara Amerika Serikat yang sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin buatan Pfizer dan Moderna. Menurutnya, Amerika hanya mampu melakukan vaksinasi sebanyak 600 ribu orang per minggu.
"Amerika baru saja memulai vaksin [Covid-19], dalam seminggu hanya sanggup 600 ribu. Berarti sehari hanya sanggup 100 ribu vaksin," kata Jusuf Kalla, seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (29/12/2020).
Jika Indonesia mengacu pada tempo vaksinasi Covid-19 seperti Amerika, maka Indonesia baru bisa melakukan vaksinasi pada 70 persen penduduk dalam waktu tiga atau empat tahun.
"Kita [Indonesia] punya penduduk itu 270 juta, kalau 70 persen vaksin berarti 200 juta. Kalau bisa hanya 100 ribu seperti Amerika, maka [vaksinasi] butuh kira-kira 3-4 tahun baru selesai," ucapnya.
Baca Juga
Jusuf Kalla menuturkan vaksinasi harus dilakukan dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih cepat. Apabila vaksinasi belum juga terselesaikan, maka menurut Jusuf Kalla, Indonesia akan menghadapi krisis ekonomi yang berimbas pada krisis politik.
Menurutnya, pemerintah saat ini harus melakukan vaksinasi lebih cepat kepada penduduk dalam jumlah banyak.
"Inilah masalah strategis yang paling penting dalam sejarah Indonesia ke depan untuk menghadapi [dan] mengurangi krisis ekonomi yang bisa menimbulkan masalah politik," jelasnya.
Dalam menyikapi hal tersebut, Jusuf Kalla memberikan dua pilihan kepada pemerintah dalam melakukan vaksinasi.
Jika vaksinasi ingin dilakukan lebih cepat, maka pemerintah harus menargetkan sebanyak 500 ribu vaksin per hari. Dengan angka tersebut, maka dapat mempercepat vaksinasi selama dua tahun.
"Kalau kita vaksinasi 1 juta per hari kalau ingin selesai satu tahun. Kalau ingin selesai 2 tahun ya 500 ribu sehari, jadi masih sampai tahun depan masih harus bekerja keras untuk itu," ujarnya.