Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utak Atik Kabinet Jokowi, Rizal Ramli Sindir Sebagian Calon Menteri 'KW'?

Ekonom Senior Rizal Ramli menyindir rencana reshuffle kabinet yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat ini.
Mantan Menko Maritim Rizal Ramli (kanan) memberikan keterangan pers saat melakukan pelaporan terkait pencemaran nama baik dirinya oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar
Mantan Menko Maritim Rizal Ramli (kanan) memberikan keterangan pers saat melakukan pelaporan terkait pencemaran nama baik dirinya oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Isu reshuffle kabinet semakin kencang terdengar menjelang akhir tahun, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan merombak kabinetnya dalam waktu dekat ini.

Namun alih-alih mendapatkan dukungan publik, sejumlah kalangan justru menyoroti rencana pemerintah tersebut. Ekonom Senior Rizal Ramli malah menyindir dan mempertanyakan manfaat dari reshuffle kabinet tersebut. 

Bahkan, dia kembali menggunakan istilah ‘KW’ yang sepertinya merujuk pada kualitas sejumlah menteri.

Ada kabar mau reshuffle kabinet.. akan bermanfaat? Sebagian besar KW2 KW3 hanya sibuk cari pensiun. Jika diganti dgn KW1, pasti ada manfaat. Banyak juga yg KKN ugal2an. Klo KKN ganti bakal tumbuhkan kepercayaan. Menkeu terbalik sumber masalah, klo tidak diganti JKW nyungsep ,” cuitnya melalui akun Twitter @RamliRizal, Senin (21/12/2020).

Istilah ‘menteri KW’ pernah dilontarkan Rizal pada akhir 2015, tepatnya dalam acara Core Economy Outlook 2016 di Jakarta.

Saat itu, dia memprediksi Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle jilid 2 setelah reshuffle jilid pertama yakni pada Agustus 2015 dinilainya berhasil sedikit memperbaiki kondisi ekonomi nasional.

Dikutip dari pemberitaan Tempo.co pada 17 November 2015, Rizal yang saat itu menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya mengatakan bahwa selama sembilan bulan pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, menteri-menteri yang menjabat mayoritas merupakan usul dari partai politik, bukan pilihan Presiden Joko Widodo pribadi. 

Menurutnya, para menteri tersebut tidak mampu membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia.

"Visinya simpang siur, kompetensinya KW 2 atau KW 3," ujarnya.

Namun, sambungnya, setelah Presiden Jokowi melakukan reshuffle pertama dengan menunjuk langsung menteri-menteri untuk menjabat posisi strategis pada bidang ekonomi, politik, dan keamanan, perubahan mulai terjadi.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper