Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satgas Covid-19 Minta Daerah Giat Skrining Pelaku Perjalanan

Salah satu upaya perlindungan, dengan mewajibkan pelaku perjalanan bepergian dalam keadaan sehat.
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Jelang masa liburan panjang Natal dan Tahun Baru 2021, Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah segera menyesuaikan diri demi melindungi daerahnya masing-masing.

Salah satu upaya perlindungan, dengan mewajibkan pelaku perjalanan bepergian dalam keadaan sehat.

"Dengan upaya skrining melalui swab antigen yang diakui sebagai alat skrining Covid-19 oleh WHO," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, pada keterangan pers Kamis (17/12/2020).

Wiku menuturkan, pemerintah saat ini tengah melakukan langkah antisipasi dengan menyusun kebijakan terkait perjalanan selama periode libur panjang.

Kebijakan yang tengah disusun ini meliputi syarat testing bagi pelaku perjalanan.

“Meski terkesan sulit, masyarakat harus menyadari bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ditujukan melindungi masyarakat dan mencegah lonjakan penularan kasus Covid-19,” tegasnya.

Satgas juga mengimbau masyarakat agar dapat patuh, sehingga kebijakan yang dikeluarkan dapat berjalan dengan efektif.

Pasalnya, perkembangan kasus aktif Covid-19 tingkat nasional, selama beberapa pekan terakhir cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama menjelang libur panjang.

Wiku menyebut, angka kasus aktif nasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

"Kita tidak boleh terus menerus membiarkan kasus aktif bertambah. Protokol kesehatan adalah kunci untuk menekan laju penularan, dehingga penambahan kasus positif harian, tidak semakin tinggi, dengan begitu angka kasus aktif dapat ditekan," ujarnya.

Wiku memaparkan, perkembangan kasus aktif sampai 13 Desember 2020, berada di 15,08 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka tertinggi dibandingkan kasus aktif bulan November 2020.

"Tentunya ini bukan perkembangan yang diharapkan," imbuh Wiku.

Kasus Aktif

Sebagai perbandingan, pada November lalu angka rata-rata kasus aktif nasional, sebesar 12,8 persen dengan angka tertinggi 13,78 persen. Pada Desember, rata-rata kasus aktif sampai 13 Desember sudah mencapai 14,39 persen.

Angka kasus aktif yang terus meningkat pada Desember ini, diakui Wiku dikarenakan tingginya peningkatan penambahan harian kasus positif Covid-19, serta angka kesembuhan yang mengalami perlambatan.

"Untuk itu kepada pemerintah daerah diminta memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan agar angka kesembuhan dapat ditingkatkan dan dapat berkontribusi pada penurunan kasus aktif," pesan Wiku. 

Adapun, perkembangan terkini penanganan Covid-19 per 17 Desember 2020, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.354 kasus, dimana jumlah kasus aktif sebanyak 97.139 atau 15,1 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,51 persen.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh sebanyak 526.979 atau 81,9 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia 70,26 persen. Kemudian, untuk jumlah pasien meninggal 19.390 kasus atau 3,0 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia 2,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper