Bisnis.com, JAKARTA - Seperti sudah diduga sebelumnya, militansi dan kekuatan PDI Perjuangan di Kota Solo akhirnya mampu mengantarkan Gibran Rakabuming memenangkan pilkada di kota tersebut, meski masih dalam versi hitungan cepat.
Putra Presiden Jokowi yang berpasangan dengan Teguh Prakosa itu sejak semula telah diprediksi oleh hampir semua lembaga survei maupun pengamat bakal memenangkan kontestasi politik.
Dalam hitungan versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) terbukti Gibran mampu meraup 18,6 persen suara, melawan 86,4 persen suara pasangan Bagyo Wahyono dengan Supardjo meski suara yang masuk 50 persen.
Meski agak ketat, namun, anak mantu Jokowi, Bobby Nasution diprediksi juga akan memenangkan Pilwakot Kota Medan melawan Akhyar Nasution. Meski suara masuk baru 25 persen.
Bobby telah mengantongi 53 persen suara melawan 47 persen untuk Akhyar berdasarkan hitungan cepat KPU, Kamis (10/12/2020) pagi ini.
Kemenangan sementara Gibran dan Bobby setidaknya menujukkan bahwa pengaruh Presiden Jokowi di tingkat pemilih pada pilkada yang digelar serentak cukup kuat.
Baca Juga
Bagaimanapun, kedua sosok calon pemimpin kota itu tidak terlepas dari bayang-bayang Presiden Jokowi yang sudah memasuki periode kedua kepemimpinannya.
Kota Solo dan Medan memang dikenal sebagai dua dari banyak kota yang menjadi basis pemilih PDI Perjuangan, partai yang menjadi pengusung utama Presisen Jokowi selama dua periode. Karena itu, kedua sosok tersebut mampu memenangkan suara pemilih.
Selain itu, undang-undang pemilu juga tidak melarang anak dan mantu presiden untuk maju sebagai calon kepala daerah. Pasalnya, semua warga negara yang memenuhi syarat sama haknya untuk memilih dan dipilih.
Adapun, putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin maju dalam Pilkada Tangerang Selatan. Hanya saja, Siti Nur Azizah yang berpasangan dengan Ruhamaben itu kalah dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota di Provinsi Banten, meski masih versi hitungan cepat.
Tangerang Selatan merupakan salah satu basis pemilih Partai Golkar yang menjadi pengusung utama pasangan Benyakin Davnie dan Pilar Saga Ichsan.
Nur Azizah hanya mampu menguasai sekitar 25 persen suara warga Tangerang Selatan dibandingkan Benyamin yang bertengger di atas angka 40 persen. Sedangkan kandidat lainnya, Muhammad-Saraswati berada di posisi kisaran 35 persen.
Perpaduan kekuatan figur yang berpengaruh di balik sosok calon kepala daerah, ditambah dengan militansi kader, dan kekuatan partai pengusung, memang tidak bisa lepas dari pengaruh perebutan suara pemilih.
Hal itulah yang dibuktikan oleh Gibran, Bobby, dan Nur Azizah di masing-masing kota mereka sebagai orang yang berada di lingkaran istana.