Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata-mata Israel untuk Membunuh Ilmuwan Iran akan Dieksekusi Hari Ini

Iran akan mengeksekusi ilmuan berdarah Swedia - Iran atas tuduhan membantu Israel untuk membunuh ilmuwan nuklir senior Iran.
Pembangkit listrik bertenaga nuklir di Bushehr, Iran, sekitar 750 kilometer sebelah selatan Teheran./Bloomberg/Mohsen Shandiz
Pembangkit listrik bertenaga nuklir di Bushehr, Iran, sekitar 750 kilometer sebelah selatan Teheran./Bloomberg/Mohsen Shandiz

Bisnis.com, JAKARTA--Ilmuwan berdarah Swedia-Iran yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan kegiatan mata-mata untuk Israel akan menghadapi eksekusi paling cepat hari ini waktu setempat, menurut kelompok hak asasi manusia dan istrinya.

Ahmadreza Djalali akan dibawa dari penjara Evin ke penjara Rajai Shahr, sebuah persiapan normal untuk eksekusi. Hukuman mati di Iran sering dilakukan pada hari Rabu.

Eksekusi itu akan menjadi salah satu eksekusi pertama bagi seorang berkewarganegaraan ganda yang ditahan di Iran. Kalau dilakukan maka hal itu terjadi hanya seminggu setelah Iran membebaskan akademisi Inggris-Australia, Kylie Moore-Gilbert sebagai imbalan atas tiga orang Iran yang dituduh menjadi bagian dari persekongkolan teror di Thailand.

Kelompok kampanye Hak Asasi Manusia Iran mengatakan: "Ahmadreza Djalali dalam waktu dekat menghadapi risiko eksekusi dan hanya reaksi kuat dan mendesak dari komunitas internasional yang dapat menyelamatkan hidupnya."

Pegawai lembaga Hak Asasi Manusia PBB, Agnés Callamard mengatakan: “Hakim yang mengawasi eksekusi tersebut dilaporkan mengatakan bahwa keluarga tersebut akan diberikan kunjungan pada menit-menit terakhir sebelum dieksekusi. 

Istri Djalali, Vida Mehrannia, mengatakan kepada The Guardian: “Saya berbicara dengannya seminggu yang lalu dan apa yang dia khawatirkan akan terjadi. Dia akan dieksekusi di suatu tempat besok, kecuali seseorang campur tangan. Saya bukan orang politik, tetapi yang bisa saya minta adalah negara-negara yang memiliki pengaruh, mungkin Austria dan AS. Saya juga akan meminta Iran untuk membuka pintunya dan membatalkan hukumannya. Saya berharap media akan membantu saya, katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (2/12).

“Saya tidak bisa memberi tahu anak-anak saya apa yang terjadi empat tahun terakhir ini atau menjelaskan. Bagaimana saya menjelaskan ini?,” katanya.

Akan tetapi belum ada reaksi resmi Iran terhadap laporan tersebut. Kementerian luar negeri Iran sebelumnya juga menolak saran bahwa mereka dapat melakukan intervensi dalam kasus-kasus berkewarganegaraan ganda bagi mereka yang dipenjara.

Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, mengatakan pekan lalu bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Iran, Javad Zarif, setelah laporan bahwa Iran mungkin akan segera melaksanakan hukuman mati Djalali.

Djalali, seorang dokter medis dan dosen di Institut Karolinska di ibu kota Swedia, Stockholm, ditangkap di Iran pada 2016 dan kemudian dihukum karena kegiatan spionase untuk Israel. Dia dituduh memberikan informasi kepada Israel untuk membantunya membunuh beberapa ilmuwan nuklir senior.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper