Bisnis.com, JAKARTA - Babak baru perseteruan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan perusahaan teknologi asal China terus terjadi. Setelah sebelumnya bersitegang dengan Huawei, kini Negeri Paman Sam memulai episode baru dengan ZTE.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (26/11/2020), Komisi Komunikasi Federal(Federal Communications Commission/FCC) AS telah mengonfirmasi ZTE sebagai salah satu ancaman keamanan nasional. Menurut FCC, perangkat yang diproduksi oleh perusahaan China tersebut dapat digunakan untuk memata-matai.
Komisi tersebut akan mengadakan pertemuan dua pekan lagi, tepatnya pada 10 Desember 2020 untuk memutuskan peralatan apa yang akan dilarang dari AS. Namun, kuat dugaan bahwa perangkat 5G dari ZTE yang dianggap sebagai biang kerok permasalahan ini.
Tentunya hal tersebut menimbulkan pertanyaan besar apakah nasib ZTE akan sama seperti Huawei yang menghadapi pukulan keras?
ZTE membantah tuduhan bahwa peralatan 5G-nya berisiko. Keputusan hari ini diambil setelah penyelidikan dari produsen kepada komisi untuk mempertimbangkan kembali mencantumkannya sebagai ancaman keamanan nasional setelah keputusan awal pada bulan Juni.
Dalam sebuah pernyataan, Ajit Pai, Ketua FCC, mengatakan keputusan itu adalah "langkah lain dalam upaya berkelanjutan kami untuk melindungi jaringan komunikasi AS dari risiko keamanan."
Dalam tweet terpisah, Pai mengatakan bahwa ZTE tidak mempermasalahkan fakta bahwa hukum China mewajibkan perusahaannya untuk meninggalkan pintu belakang bagi pemerintah untuk "kegiatan pengumpulan intelijen".
Bloomberg menunjukkan bahwa melarang dua produsen utama peralatan 5G dapat merugikan operator pedesaan kecil, terutama jika mereka diminta untuk melepas peralatan yang saat ini dipasang oleh pihak yang dilarang.